Pemkab Ponorogo menggelar rapid test massal di sejumlah titik keramaian. Dari 360 yang dites, 36 di antaranya reaktif.
"Ada 360 lebih alat rapid test yang kami siapkan untuk tes secara sampling," tutur Kadinkes Ponorogo Rahayu Kusdarini kepada detikcom, Rabu (20/5/2020).
Kadinkes yang akrab disapa Irin itu menambahkan ratusan alat rapid test tersebut digunakan di enam titik fasilitas umum (fasum), mulai pasar, jalan baru, masjid, kafe, hingga titik yang dianggap tempat berkerumun.
"Petugas mendatangi enam titik fasum yang banyak orang. Dari ratusan itu, ada 36 yang reaktif," terang Irin.
Kemudian 36 orang tersebut, lanjut Irin, menjalani swab test. Lalu mereka diwajibkan melakukan isolasi kelompok, di balai desa atau lokasi isolasi yang disiapkan desa.
"Mereka harus menjalani isolasi kelompok, tergantung kondisinya. Misal di rumah terpisah dan yakin tidak berinteraksi dengan orang lain," jelas Irin.
Menurutnya, selain di titik keramaian, rapid test dilakukan secara sampling di instansi pemerintah, seperti dinkes, kejaksaan, polres, serta pasar desa.
"Harapannya, instansi tidak ada yang reaktif. Kalau ada, ya harus ditangani dulu," lanjut Irin.
Sementara itu, Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengatakan tes sampling ini dilakukan untuk mengetahui kesehatan warganya. "Kalau ada yang reaktif, kita swab dan diisolasi di balai desa atau di sekolah-sekolah serta shelter di gedung bekas perpustakaan," pungkas Ipong.