Jakarta -
Tim Pakar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan menyayangkan terjadinya penumpukan penumpang di Bandara Soekarno Hatta (Soetta). Dia mengatakan hal ini bertentangan dengan prinsip pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Saya prihatin karena kondisi ini akan menyebarkan infeksi COVID-19 ke banyak daerah di Indonesia. Ini bertentangan dengan prinsip PSBB yang berusaha untuk mengurangi pergerakan dan kerumunan orang. Seharusnya penerbangan antarkota jangan diizinkan dahulu sampai epidemi COVID-19 menurun dan PSBB bisa dilonggarkan," kata Iwan, ketika dihubungi, Kamis (14/5/2020).
Iwan juga menyinggung aturan persyaratan bagi orang yang dikecualikan, dia mengambil contoh seperti surat tugas dan surat bebas COVID-19. Dia menilai persyaratan itu sangat longgar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengecualian yang dibuat juga sangat longgar. Surat tugas/surat keterangan sangat mudah dibuat. Kemudian syarat bebas COVID-19 juga seharusnya hanya berdasarkan test PCR pada laboratorium RS yang ditunjuk," ujarnya.
"Jika cuma pakai rapid test, kita akan banyak kecolongan karena antibodi yang dideteksi di-rapid test baru muncul di hari ke-10 atau ke- 14 pada orang yang terinfeksi. Padahal, pada masa hari ke 1 sampai dengan ke-14 orang tersebut sudah menularkan," sambung Iwan.
Lebih lanjut, Iwan menyebut padatnya penumpang di Bandara Soetta itu dampak dari diizinkannya kembali transportasi. Apalagi, menurutnya, tanpa pengawasan yang tegas.
"Iya (itu dampak) diizinkan transportasi tanpa kontrol yang jelas dan tegas. Terlalu terburu-buru," katanya.
Bandara Soetta Akan Evaluasi Terkait Penumpukan Penumpang:
Iwan menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan beberapa indikator untuk melakukan pelonggaran PSBB. Sehingga, dapat mengetahui sejauh mana efektivitas PSBB.
"Seharusnya pemerintah melakukan evaluasi terhadap pembatasan sosial/PSBB dahulu, apakah sudah cukup menurunkan epidemi dan bisa mulai dilonggarkan? Kami mengusulkan beberapa indikator untuk pelonggaran (bukan penghentian PSBB), seperti berkurangnya jumlah kasus, suspect dan kematian yang diduga karena COVID-19 dalam kurun waktu paling sedikit 14 hari, dan jumlah test PCR per hari tetap atau bertambah," paparnya.
Sebelumnya, viral foto kondisi Terminal 2 Bandara Soetta yang penuh sesak Kamis (14/5) pagi. Terlihat para calon penumpang berdesak-desakan di Terminal 2. Mereka tampak membawa berkas-berkas persyaratan.
Pihak Bandara Soetta mengatakan mereka yang mengantre adalah penumpang yang jadwal penerbangannya di bawah pukul 12.00 WIB. Para calon penumpang itu mengantre saat menjalani pemeriksaan dokumen.
"Antrean tersebut hanya berlangsung kurun waktu, dan sudah kembali sepi saat ini. Antrean tersebut mengingat keterbatasan akan destinasi yang di terbangkan, di mana para penumpang takut untuk tidak terangkut karena masalah pemeriksaan dokumen. Garis pembatas ada, hanya karena ketakutan tidak terangkut itu saja yang kemudian terjadi hal tersebut dan dalam waktu yang sebentar," demikian bunyi laporan pihak Bandara Soetta.
Pihak Bandara Soetta juga berjanji akan lebih memperhatikan lagi penerapan social distancing di dalam bandara. "Ke depan akan dikoordinasikan lebih baik lagi di dalam terminal," tulis laporan itu.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini