Tak Ada Kasus Impor Corona dan Nihil Klaster Baru Usai PSBB di Sumbar

Tak Ada Kasus Impor Corona dan Nihil Klaster Baru Usai PSBB di Sumbar

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Selasa, 12 Mei 2020 12:57 WIB
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno
Irwan Prayitno (Mardi Rahmat/20 detik)
Jakarta -

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno mengungkapkan beberapa perkembangan setelah diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Irwan menyebut setelah 22 April tak ada impor kasus Corona hingga nihil penambahan klaster baru.

"Di Sumbar terakhir data kemarin (11/5) 299 yang positif. Namun demikian, dari 299 yang positif ini 72% adalah OPD dan OTG. Jadi sisinya 27 koma sekian itu adalah PDP," kata Irwan usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi secara virtual yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (12/5/2020).

"Dari 299 yang positif itu, semenjak tanggal 22 April mulai pertamanya PSBB di Sumatera Barat yang pertama tidak ada lagi yang impor. Jadi kasusnya tidak ada yang impor setelah tanggal 22 April. Impor ini datang dari luar Sumbar," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irwan mengungkapkan awal kasus impor Corona di Sumbar sekitar 40 klaster. Semua klaster adalah kasus yang muncul dari pendatang luar Sumbar. Namun setelah diberlakukan PSBB dan pelarangan mudik, Irwan menyebut kebijakan itu cukup efektif untuk mencegah penularan virus Corona.

"Dan kemudian dari 299 yang ada itu tidak muncul klaster baru setelah tanggal 22 April. Dari kajian yang dibuat dari tim Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan juga dikuatkan dari hasil laboratorium Fakultas Kedokteran UNAND (Universitas Andalas) menyebutkan bahwa dari 299 itu tidak ada kasus baru penambahannya, tapi dari yang sebelum tanggal 22 April dengan klaster yang sudah muncul sebelumnya dan itu terjadi transmisi lokal," tutur dia.

ADVERTISEMENT

Selain itu, PSBB cukup menekan angka pasien dalam pengawasan (PDP). Irwan menyebut terjadi penurunan PDP hingga 10 persen.

"Berikutnya setelah tanggal 22 April setelah PSBB, PDP meningkatnya dari 14, menurun jadi 12 persen, lalu menurun jadi 4 persen. Jadi PDP menurun pada saat PSBB ini," kata Irwan.

Irwan menyebut, untuk menanggulangi Corona di Sumbar, tentu ada beberapa hal yang dia lakukan. Seperti melakukan tes dan pelacakan secara masif.

"Sesuai dengan arahan presiden, kita melakukan testing secara dini, cepat dan itu sudah kita lakukan di Fakultas Kedokteran UNAND, laboratorium. Tanggal 23 Maret sampai saat ini kita sudah lebih dari 9.000 spesimen yang kita periksa di lab dan satu hari pun bisa sampai 758 spesimen dan rata-rata bisa 300 spesimen," sebut Irwan.

"Dan dua minggu terakhir bahkan hampir 3 minggu kita sudah masuk ODP, OTG dan perantau datang 20 hari. Jadi kalau PDP dalam waktu 6 jam itu insyaallah sudah keluar hasilnya, dan itu sudah di di RS. Kalau positif langsung kita tracking mereka yang terpapar, kemudian kalau ODP OTG mungkin bisa 24 dan itu pun kalau tahu positif langsung kita tracking," sambungnya.

Kerja sama antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota juga dilakukan di Sumatera Barat dalam melacak potensi penularan Corona. Irwan menyebut dalam satu pasien yang terpapar, tracking bisa dilakukan terhadap 50 hingga 500 orang yang memiliki kotak langsung.

"Kemudian arahan kedua adalah melakukan tracking massif. Kami bersama bupati dan wali kota kami melakukan tracking. Kami bisa mengambil spesimen 50 bahkan sampai 500. Sehingga demikian bisa terkendali mereka yang terpapar dari yang positif tersebut dan kemudian kita bertindak cepat untuk melakukan pengendalian dan pemutusan transmisi untuk yang kita ketahui positif cepat tersebut," ungkpanya.

Langkah ketiga adalah Isolasi. Irwan menyebut wilayahnya melakukan beberapa tahapan dalam melakukan isolasi seperti arahan dari pemerintahan pusat.

"Dan kemudian tahap ketiga isolasi. Tentu mereka yang terpapar kita siapkan tempatnya dikarantina provinsi kota dan kabupaten. Selama itu kita langsung hari pertama, dan hari kedua ketiga. Kalau seandainya negatif kita suruh pulang. Kalau masih positif kita masuk yang keempat perawatan. Ini yang saya rasa arahan dari Bapak Doni yang menyebutkan adanya treatment, ini treatment kita lakukan," paparnya.

"Jadi tingkat kesembuhan kita meningkat, mungkin minggu depan lebih banyak, COVID ringan yang banyak dan dikarantina pun mencukupi. Jadi kekuatan testing, tracking, isolasi dan treatment itu yang kita lakukan Sumbar," imbuhnya.

Sementara itu, dari 19 kabupaten/kota yang ada di Sumatera barat, ada tiga daerah yang belum terinfeksi virus Corona. Ada pula daerah yang menunjukkan angka penularan yang mulai menurun.

"Dari 19 kota/kabupaten masih 3 yang negatif, yaitu Sawahlunto, Sijunjung dan Kota Solok. Yang sudah mulai menurun yaitu Pesisir Selatan, Dharmasraya, Pasaman Barat, Pasaman Timur dan kemudian Pariaman. Yang kemudian yang sedang berjuang tetapi klasternya sudah mulai terputus yaitu antara lain Kota Padang. Sekitar 16 klaster, 8 sudah terputus," jelasnya.

"Sisanya itu mungkin masih bentuknya beberapa rumah yang berkembang sedikit keluar. Kemudian menjadi episentrum ada 2 titik, setidaknya Pasar Raya dan Pegambiran, ini pun Pak Wali Kotanya luar biasa di-tracking sampai dengan 1.000 spesimen diambil. Kemudian Payakumbuh dan Agam ini satu klaster, Padang Panjang-Tanah Datar satu klaster yang kemudian berkembang saat ini pun sudah mulai menurun, tidak ada lagi yang positif muncul secara signifikan. Kemudian ada beberapa daerah yang saat ini sudah negatif seperti Bukittinggi yang tadi negatif ada lagi positif," sebut Irwan.

Selain itu, Irwan menyebut laboratorium UNAND memiliki metode tes Corona dengan jumlah yang banyak atau pool test. Jadi akan diketahui kawasan yang menunjukkan negatif Corona. Berdasarkan metode tersebut pemerintah daerah akan memutuskan apakah akan melakukan relaksasi atau pembebasan PSBB.

"Kemudian pembebasan PSBB juga menggunakan pool test dengan dengan pendekatan multistage random sampling dengan pendekatan statistik survei sehingga dengan gabungan antara kegiatan hasil tes, epidemiologi dan statistik survei kemudian kita mengetahui mana yang kita bebaskan yang hijau daerahnya. Ini pendekatan ini sudah kita lakukan kepada beberapa daerah yang negatif di Sumbar dan ini juga sudah kita rilis dan mudah-mudahan ini akan menjadi suatu dukungan bagi kepala daerah dalam konteks meneruskan tidaknya PSBB ke depan," ungkapnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads