.webp)
Ribuan rumah tangga miskin terdampak wabah virus Corona di Kabupaten Mojokerto mulai menerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah. Sayangnya, masih terdapat 350 keluarga miskin di Bumi Majapahit yang luput dari berbagai bansos tersebut.
Seperti yang dialami Kardin, warga Dusun Sidokerto, RT 2 RW 2, Desa Pulorejo, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Kakek 84 tahun ini tinggal di sebuah gubuk yang tidak layak huni. Gubuk berukuran 3x4 meter persegi itu berlantaikan tanah dengan dinding dari bilik bambu.
"Saya sudah 10 tahun tinggal di sini, istri sudah meninggal, saya tidak punya anak," kata Kardin kepada detikcom di rumahnya, Senin (11/5/2020).
Kardin tinggal seorang diri di gubuk tersebut. Gubuk tanpa kamar mandi ini rupanya berdiri di tanah tetangganya. Setiap hari dia terpaksa menumpang ke kamar mandi tetangganya untuk mandi maupun buang air.
"Kalau malam kedinginan, tapi bagaimana lagi saya tidak punya tempat tinggal," ujarnya.
Hidup sebatang kara di usianya yang tak lagi produktif membuat Kardin bergantung pada belas kasih tetangganya untuk makan sehari-hari. Jangankan bekerja, untuk berjalan saja dia tertatih. Ironisnya, selama ini Kardin belum pernah menerima bansos dari pemerintah.
Hal itu dibenarkan Kusnan Afandi (54), ketua RW 2 Desa Pulorejo. "Saya sudah pernah mengajukan Pak Kardin ini bersama dua warga miskin lainnya ke pemerintah desa sekitar dua tahun lalu, sampai sekarang tidak ada kabar," ungkapnya.
Kondisi yang sama dialami Laminah (74), warga Desa Pulorejo, Kecamatan Dawarblandong. Sejak suaminya meninggal dunia sekitar 7 tahun lalu, dia hidup bersama keluarga anak perempuannya.
Wabah COVID-19 membuat anak perempuannya itu kehilangan penghasilan dari menjahit baju takwa. Padahal sebelumnya, putrinya mampu menerima upah Rp 350-450 ribu dari borongan menjahit per pekannya. Ditambah lagi menantunya yang menjadi buruh pabrik minyak goreng di Gresik sedang dirumahkan.
"Sekarang diliburkan semua karena wabah Corona. Terpaksa anak saya utang ke adik saya yang juga tinggal di Pulorejo untuk kebutuhan sehari-hari," jelasnya.
Laminah mengaku selama ini belum pernah menerima bansos dari pemerintah. Karena merasa usianya sudah tua, dia memilih bungkam. "Saya tidak pernah mendapatkan bantuan. Saya diam saja karena sudah tua, pasrah saja," cetusnya.
 Foto: Enggran Eko Budianto |
Wakil Ketua 1 Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Mojokerto Letkol Inf Dwi Mawan Susanto membenarkan masih banyak warga miskin terdampak wabah virus Corona yang belum mendapatkan bansos dari pemerintah.
Pihaknya telah meminta para babinsa untuk mendata mereka di setiap desa. Menurut Dwi, mayoritas keluarga miskin yang luput dari bansos pemerintah tinggal di daerah pelosok.
"Sementara ini yang terdampak wabah COVID-19, tapi belum tersentuh pemerintah kami data ada 350 KK. Sebarannya di hampir semua kecamatan di wilayah Kabupaten Mojokerto," terangnya usai menyalurkan bantuan sembako dan masker kepada warga terdampak wabah Corona yang belum menerima bansos dari pemerintah.
Pria yang juga menjabat Komandan Kodim 0815 Mojokerto ini menambahkan, selain memberi bantuan sembako, pihaknya juga akan mengusulkan ratusan rumah tangga miskin yang luput dari bansos pemerintah ke Pemkab Mojokerto.
"Jangka panjangnya masyarakat kurang mampu kami koordinasikan dengan Pemda supaya ke depan mendapatkan bansos. Mungkin mereka belum tercover karena tinggalnya di pelosok-pelosok," tandasnya.
