"Terdapat satu tambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19, yakni warga Desa Dungus Kecamatan Kunjang. Kasus ini merupakan klaster Pabrik Rokok HM Sampoerna," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kediri dr Ahmad Chotib di Kediri, Jumat (8/5/2020).
Ia mengatakan, data tersebut sudah dilaporkan ke pusat. Dengan adanya tambahan kasus ini, di Kabupaten Kediri saat ini terdapat 28 kasus positif COVID-19.
"Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut saat ini dirawat di RSU dr Soetomo. Sedangkan untuk keluarga yang berada di Kecamatan Kunjang akan dikoordinasikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kediri," ujar dia.
Selain klaster karyawan Sampoerna, di Kabupaten Kediri juga terdapat kluster baru dari buruh linting Pabrik Rokok Simustika di Tulungagung.
Di Kabupaten Kediri, jumlah orang dengan risiko (ODR) mencapai 18.907, orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 679, orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 616, pasien dalam pengawasan (PDP) 123 orang, dan yang terkonfirmasi positif Corona 28 orang, 22 orang dirawat, dua orang sembuh, dan empat orang meninggal dunia.
Sementara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kediri telah menjemput empat buruh linting Pabrik Rokok Simustika di Tulungagung. Mereka dinyatakan reaktif positif berdasarkan hasil rapid test guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Para buruh linting tersebut sempat ditempatkan di Rusunawa IAIN Tulungagung, sebelum akhirnya dijemput petugas dari Kabupaten Kediri. Tim medis telah melakukan test swab di Puskesmas Ngasem, Puskesmas Wonorejo dan Puskesmas Pare, Kabupaten Kediri dan saat ini masih menunggu hasil resminya.
Tes swab di Puskesmas Wonorejo merupakan tindak lanjut dari tes cepat terhadap buruh linting pabrik rokok di Tulungagung yang hasilnya reaktif. Sedangkan untuk tes swab di Puskesmas Ngasem dan Puskesmas Pare menindaklanjuti kasus terkonfirmasi positif sebelumnya di wilayah yang sama.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigasi (Disnakertrans) Jawa Timur mengimbau masyarakat agar tidak mengucilkan dan menjauhi pasien maupun keluarga dari buruh pabrik Sampoerna.
Kenyataannya di lapangan, buruh yang positif COVID-19 beserta keluarganya diberikan stigma negatif, dijauhi, bahkan dikucilkan masyarakat. Situasi ini menyebabkan kondisi pasien dan keluarganya makin tertekan dan menanggung beban yang berat. Padahal, setelah dilakukan tes tidak semua karyawan pabrik positif COVID-19.
"Masalah yang terjadi di masyarakat sekarang meskipun area pabrik yang terpapar COVID-19 itu terpisah, masyarakat menganggap semua karyawan pabrik itu kena juga," kata Kadisnakertrans Jatim Himawan Estu Bagijo.
Simak video Pemerintah Biayai Perawatan Pasien Corona, Termasuk untuk WNA:
(fat/fat)