Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung Galih Nusantoro, mengatakan penutupan layanan puskesmas tersebut dilakukan sejak lima hari terakhir. Penutupan terpaksa dilakukan guna mempermudah tim kesehatan dalam melakukan penelusuran potensi penularan virus Corona di lingkungan layanan kesehatan itu, sekaligus untuk memutus mata rantai penularan.
"Puskesmas di Desa Simo kami nonaktifkan pelayanannya, karena untuk menyelesaikan tracing terhadap tenaga kesehatan yang ada di sana," kata Galih, Jumat (8/5/2020).
Dijelaskan penutupan kali ini dilakukan lantaran terdapat kasus baru COVID-19, yang mana salah satu perawat, FR dinyatakan positif terpapar virus Corona dari rekannya di puskesmas, AI berprofesi sebagai dokter. Sang dokter sebelumnya juga dinyatakan positif setelah tertular dari klaster bimbingan haji di Surabaya.
"Dari tracing kami lakukan terhadap orang yang kontak erat dengan perawat tersebut, ada dua rekannya yang reaktif rapid test. Maka dari itu untuk memaksimalkan tracing, kami tutup sementara layanan puskesmas," ujarnya.
Galih mengakui Puskesmas Simo telah dua kali mengalami penutupan akibat adanya pegawai yang positif COVID-19. Penutupan pertama dilakukan saat penelusuran terhadap orang yang kontak erat dengan dokter AI.
"Untuk layanan kesehatan masyarakat Puskesmas Simo, kami alihkan ke puskesmas pembantu yang ada di sekitarnya. Sehingga masyarakat tetap bisa terlayani dengan baik," ujarnya.
Di sisi lain Galih Nusantoro menambahkan di Kabupaten Tulungagung saat ini terdapat 30 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19, 5 di antaranya dinyatakan sembuh.
"Kemarin ada tambahan pasien sembuh, dari klaster medis satu orang. Ini menjadi kabar baik, karena jumlah orang yang sembuh dari COVID-19 semakin banyak," jelasnya. (fat/fat)