Ponpes Al Fatah di Temboro, Magetan menjadi klaster penyebaran Corona. Delegasi Malaysia ingin santrinya yang masih ada di Temboro segera pulang semua.
Klaster Temboro terungkap usai ada 43 mahasiswa asal Malaysia positif Corona sepulang dari Temboro. Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Jatim, dr Kohar Hari Santoso mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan perwakilan dari Malaysia. Kini, Kohar tengah mencari jalan keluar.
"Jadi ada delegasi dari Malaysia yang tadi siang merapat ke Grahadi. Jadi ada wakil Dubes Malaysia dan ada dari dinas pendidikan, dari imigrasi dan dari keagamaan. Kemudian dari kepolisian mereka sebenarnya berkeinginan supaya para santri yang asal Malaysia itu bisa dievakuasi ke Malaysia," kata Kohar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (24/4/2020).
Kohar menambahkan, pihaknya telah melakukan rapid test pada 118 santri. Hasilnya ada 14 yang reaktif rapid test.
"Kami sampaikan bahwa kita sudah memeriksa sebanyak 118 santri asal Malaysia di mana kemudian ada 14 yang rapid test-nya itu reaktif. Yang 104-nya nonreaktif. Mereka berkeinginan 104 yang nonreaktif itu bisa dievakuasi. Padahal jumlah yang 104 itu kan bukan berarti tidak ada COVID-19. Karena kita masih perlu untuk mengobservasi selama 14 Hari," papar Kohar.
Hingga kini, Kohar mengaku belum menemukan solusi bagaimana memulangkan 104 santri tersebut. Kohar tak ingin 104 yang terkonfirmasi nonreaktif rapid test ternyata bisa menularkan.
"Sebenarnya kita sudah mengadakan berbagai opsi. Tapi besok kita akan mematangkan opsi secara detil. Rencananya, yang rapid test positif sudah kita lakukan swab nanti kita lihat hasilnya seperti apa. Kalau positif akan kita amankan dulu dan kalau dibawa takutnya ada penularan," papar Kohar.
"Besok detailnya akan kita bahas lebih jauh agar membawanya dari Temboro sampai ke Bandara sampai terbang ke KL (Kuala Lumpur) itu harus dengan prosedur yang seksama, supaya penularannya menjadi sangat minim. Upaya itu menyangkut bagaimana nanti dan bagaimana masalah keimigrasian dan bagaimana masalah karantina kesehatan. Kita pastikan betul evakuasi ini tidak memberikan resiko penularan di sepanjang perjalanan," pungkasnya.