Tim medis RSUD Nene Mallomo di Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengancam akan mogok melayani pasien Corona (COVID-19). Hal itu dikarenakan mereka merasa kekurangan alat pelindung diri (APD).
Jubir Tim Penanganan COVID-19 RSUD Nene Mallomo, Muhammad Yahya, membenarkan ada keberatan dari tenaga medisnya terkait jumlah APD yang kurang. Namun Yahya mengaku permasalahan itu sudah selesai di internal.
"Kelangkaan APD itu hampir seluruh Indonesia, karena memang APD ini susah didapatkan, khususnya masker N-95. Mau dibeli ndak ada. Kalau baju apa itu banyak, yang masalah N-95-nya. Ini memang se-Indonesia yang mengeluhkan," jelasnya kepada wartawan, Jumat (24/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kemarin kami sudah bicara dan mereka sudah memahami dengan memakai masker yang ada dulu sambil tetap melayani," sambung Yahya.
Yahya menyampaikan pihaknya kesulitan mendapatkan masker N-95 untuk tenaga medis. Dia berharap pemerintah dapat memberikan bantuan dalam wujud barang, bukan anggaran.
"Mungkin ada kebijakan yang melonggarkan sehingga masker N-95 bisa kami dapatkan. Barangnya langsung yang diberikan, bukan anggarannya. Karena ini sifatnya emergency," ungkap dia.
Yahya menuturkan Tim Penanganan COVID-19 RSUD Nene Mallomo sudah melayani 33 pasien terkait Corona sejak 16 Maret 2020, "Sampai detik ini sudah ada 33 pasien yang kami layani. 18 Adalah ODP, ada 1 pasien positif," jelas Yahya.
"Tadi kami melayani 6 swab mudah-mudahan hasilnya negatif . Bisa dibayangkan kebutuhan APD kami seperti apa," tandasnya.
Terkait hal ini, sebelumnya beredar spanduk berisi petisi dengan kalimat, 'Kami tidak bersedia ikut operasi kalau APD tidak lengkap'. Petisi itu ditandatangi oleh 19 tenaga medis yang bertugas di kamar isolasi RSUD Nene Mallomo, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
![]() |