Kisah Mahasiswa FISIP UI yang Jadi Relawan Corona karena Panggilan Hati

Kisah Mahasiswa FISIP UI yang Jadi Relawan Corona karena Panggilan Hati

Yulida Medistiara - detikNews
Selasa, 21 Apr 2020 20:45 WIB
Kisah Mahasiswa FISIP UI yang Jadi Relawan Corona karena Panggilan Hati (Foto: dok. Istimewa)
Kisah Mahasiswa FISIP UI yang Jadi Relawan Corona karena Panggilan Hati (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Menjadi relawan COVID-19 merupakan panggilan hati Javas Rizqi Ramadhan. Meskipun bukan berasal dari jurusan rumpun ilmu kesehatan, mahasiswa program studi Kesejahteraan Sosial FISIP UI ini bergabung menjadi relawan RSUI sejak 1 April 2020.

"Ilmu Kesejahteraan Sosial yang selama ini saya tempuh semasa kuliah menjadi pendorong saya untuk bisa turun menjadi volunteer. Praktik kesejahteraan sosial yang menekankan empati dalam setiap penyelesaian permasalahan, menguatkan saya untuk bisa turun langsung menjadi relawan," ujar Javas, dalam keterangan tertulis, Selasa (21/4/2020).

Javas ditempatkan di unit Health Care Assistant (HCA) RSUI untuk membantu para perawat dalam menangani pasien COVID-19. Javas bertugas menjadi relawan dengan jadwal 4-5 hari kerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiap hari Javas memperoleh satu shift (6-7 jam per hari). Sejumlah pekerjaan dijalankan Javas, di antaranya membantu perawat mengambil resep obat ke unit farmasi, mengantarkan sampel darah ke unit laboratorium, menyiapkan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis, dan menyiapkan pakaian bagi para tenaga medis yang bertugas di unit HCA COVID-19.

Ketika ditanya kendala saat menjadi relawan di rumah sakit, Javas mengaku tidak ada. Menurutnya, tugas yang dia jalani tidak membutuhkan kompetensi khusus di bidang kesehatan.

ADVERTISEMENT

"Pekerjaan yang dipercayakan kepada saya merupakan jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan kompetensi khusus di bidang kesehatan, sehingga tidak ada kendala yang berarti saat saya bekerja. Pekerjaan ini cukup menguras tenaga karena tugas yang dilakukan cukup berat, sehingga kita harus mampu mengatur waktu untuk beristirahat dengan cukup dan mempersiapkan kondisi fisik yang prima," ungkapnya.

Javas juga menceritakan pengalamannya menggunakan APD lengkap. Menurutnya, ada beberapa tantangan saat memakai APD lengkap, misalnya harus menahan buang air.

"Ketika saya menggunakan APD, cukup meletihkan, karena saya tidak bisa bernapas secara leluasa, harus menahan buang air, menahan tidak makan dan minum untuk waktu yang cukup lama," katanya.

Menjadi relawan COVID-19 membuatnya meraih berbagai dukungan dari berbagai pihak. Misalnya dukungan dari keluarga, teman kelompok kuliah, para dosen, tim Kemahasiswaan FISIP UI, Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, hingga Dekan FISIP UI.

Dengan statusnya yang masih mahasiswa, Javas menyebut RSUI mengizinkannya menyesuaikan jadwal. Ia pun mulai menyesuaikan waktu belajarnya dengan pekerjaannya sebagai relawan.

"Di awal, membagi diri untuk mengerjakan tugas dan relawan terasa cukup berat, namun lambat laun saya mulai membiasakan untuk mengefektifkan seluang apapun waktu yang saya miliki untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah," tutur Javas, yang saat ini tengah menempuh kuliah semester VI.

Javas menyatakan rasa kemanusiaannya terpanggil ketika menyaksikan terbatasnya tenaga medis, sehingga dia bergabung menjadi relawan. Dia berharap bisa berkontribusi di tengah wabah COVID-19.

"Saya juga sangat terinspirasi atas ajaran agama yang menyebutkan bahwa menyelamatkan satu orang manusia sama seperti menyelamatkan seluruh manusia. Terlebih support yang diberikan dari orang tua di kampung yang mendukung saya untuk bisa berkontribusi di tengah wabah Corona menjadi motivasi yang tak ternilai," ungkapnya.

Javas berharap masyarakat dapat berkontribusi sesuai dengan kemampuan masing-masing, baik menjadi relawan atau memberikan donasi atau cukup dengan menaati pemerintah, seperti berdiam diri di rumah, menggunakan masker jika terpaksa harus ke luar rumah, dan tidak mudik.

Selain itu, dia berharap masyarakat dapat menciptakan suasana kondusif di tengah pandemi COVID-19 dengan mencegah penyebaran kabar hoax serta setop memberikan stigma terhadap tenaga medis.

Halaman 2 dari 2
(yld/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads