Kisah Polisi Makamkan Jenazah Corona: Siaga Siang Malam hingga Pasrah Diri

Kisah Polisi Makamkan Jenazah Corona: Siaga Siang Malam hingga Pasrah Diri

Farih Maulana, Matius Alfons - detikNews
Senin, 20 Apr 2020 23:59 WIB
Kisah Polisi Sukarela Jadi Tim Pemulasaraan Jenazah Corona
Foto: Polda Metro bentuk tim khusus bantu pemakaman jenazah COVID-19 (dok.istimewa)
Jakarta -

Di antara tim medis dan relawan, ada sejumlah anggota polisi yang menjadi terdepan dalam prosesi pemulasaraan hingga pemakaman jenazah terinfeksi Corona. Seperti Ipda Nuryasin,nyang menjadi salah satu Timsus Polda Metro Jaya yang ikut membantu pemulasaraan dan pemakaman jenazah COVID-19.

Nuryasin menjadi salah satu dari 15 anggota Direktorat Samapta Polda Metro Jaya yang terpanggil untuk menjadi relawan pemulasaraan jenazah COVID-19. Sebagai Ketua RS dan pengurus DKM di tempat tinggalnya di Mustika Jaya, Bekasi, Nuryasin sudah biasa memandikan hingga menguburkan jenazah.

"Saya sudah terbiasa memandikan, mengkafani, menguburkan, menyalatkan ini sudah biasa. Karena itu kewajiban saya. Itu berjalan sampe sekarang kalau ada keluarga yang meninggal saya masih melakukan itu," kata Nuryasin saat dihubungi detikcom, Senin (20/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nuryasin merasa terpanggil untuk melakukan misi kemanusiaan. Ia pun langsung menyatakan kesiapannya saat diminta pimpinannya menjadi relawan tim khusus pemulasaraan jenazah Corona.

"Karena saya sudah terbiasa, saya langsung siap, karena itu adalah panggilan. Melihat situasi masyarakat yang begini, tidak boleh sembarangan menguburkan jenazah dan banyak yang tidak mau. Karena itu kewajiban saya sebagai muslim jadi saya siap," katanya.

ADVERTISEMENT

Nuryasin tak memungkiri kekhawatirannya tertular virus Corona kontak jika korban Corona. Lebih-lebih keluarganya.

"Namanya istri ya rasa anu itu pasti ada 'apa nggak ada orang lain?' kalau penilaian daripada pimpinan ya nggak ada. Artinya ya sudah kita bismillah saja," ucapnya.


Pasrah

Setelah menjadi tim relawan untuk mengurus jenazah Corona, kehadiran dirinya di tengah-tengah keluarga dan rekan sesama polisi menjadi kekhawatiran lainnya. Namun ia mengantisipasi penularan virus Corona dengan menerapkan penuh protokol kesehatan.

"Berawal dari situ, kalau saya anu (melaksanakan tugas) akhirnya di-video call, (ditanya istri) 'dimana?', (dijawab) 'Saya ada menguburkan', saya pulang sampai rumah itu langsung disemprotin disinfektan semuanya, pakaian semua, baru kita masuk, masuk kamar mandi dan bajunya langsung direndam," katanya.

Nuryasin tahu betul bahayanya virus Corona yang mematikan ini. Meski begitu, dia memasrahkan segala sesuatunya kepada Sang Pencipta dan tidak lupa berikhtiar serta menerapkan protokol kesehatan.

"Termasuk rekan-rekan, udah kita pasrahkan niat kita kepada Allah, kita buat baik, Insyaallah Allah melindungi kita. Tetapi ikhtiar juga harus, SOP kita pakai sebagai ikhtiar kita, artinya kita pakai APD lengkap," pungkasnya.


Kerja Siang-Malam

Selain Nuryasin, ada pula Bripda Gustam yang menjadi tim khusus tersebut. Gustam harus siaga siang hingga malam untuk membantu prosesi pemulasaraan.

"Kami mengikuti ini kemauan kami sendiri, kami rela siang-malam, kami sebagai polisi tidak ada tuntutan dari pimpinan ini kemauan kami sendiri," kata Gustam saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Senin (20/4/2020).

Gustam menjelaskan baru saja melakukan pemulasaraan jenazah positif Corona di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dia mengaku tidak takut dan yakin sampai saat ini tidak ada tim yang tertular Corona.

"Kami tidak merasa takut karena COVID-19, mudah-mudahan selesai kami bantu dari kepolisian, kami juga tidak ada (yang terinfeksi-red), alhamdulillah kami yang sudah melakukan pemulasaraan insyallah kami tidak ada kena COVID-19 karena habis setiap melakukan itu kami langsung mandi langsung bersih InsyAllah kami aman dan tidak terkena," ucap Gustam.

Selain itu, Gustam juga menceritakan kendala selama ini melakukan pemulasaraan jenazah. Dia mengaku kegerahan dengan APD yang digunakan.

"Kalau takut namanya kami membantu bagi kepolisian kami tidak merasa takut, kami siap. Kalau kendala tidak ada, kami namanya APD merasa panas kan itu resiko kami daripada tertular," ujarnya.

Sementara itu, Bripda Rey yang bertugas sebagai tim pemakaman juga sempat menjelaskan proses pemakaman jenazah Corona. Dia menyebut banyak prosedur yang harus dilalui dari awal hingga pemakaman jenazah.

"Untuk disana kita semua selalu rapih, sesuai prosedur APD semua lengkap, dapet masker, kacamata, boots, untuk hand sanitizer juga sesuai prosedur, pemakamannya sebelum masuk kita disemprot, kita angkat petinya, kita taruh gitu aja," ungkap Rey.

Halaman 2 dari 2
(mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads