DPRD Banyuwangi Minta Pos Screening Perbatasan Diperketat

DPRD Banyuwangi Minta Pos Screening Perbatasan Diperketat

Ardian Fanani - detikNews
Senin, 20 Apr 2020 23:03 WIB
corona banyuwangi
Foto: Istimewa
Banyuwangi - Ketua DPRD Banyuwangi I Made Cahyana Negara meminta agar pos pemeriksaan COVID-19 di perbatasan lebih diperketat. Seiring dengan meninggalnya 3 orang yang diduga tertular virus Corona. Selain itu, sesaat lagi lalu lintas arus mudik bakal terjadi di Banyuwangi.

Perbatasan yang diperketat di antaranya di titik sebelah Utara yakni Wongsorejo, perbatasan Kabupaten Jember di Kalibaru, perbatasan Kabupaten Bondowoso di Paltuding Ijen maupun di ASDP pelabuhan Ketapang sebagai pintu masuk dari Bali ke Jawa. Bahkan dia meminta pos juga didirikan di setiap stasiun dan sejumlah terminal di Banyuwangi.

"Kita minta dengan tegas agar pos penjagaan ini lebih diperketat lagi. Mengingat ada tambahan PDP dari luar kota Banyuwangi dan tambahan PDP meninggal kemarin," kata Made saat memantau pos pembatasan pemudik di Kecamatan Wongsorejo, Senin (20/4/2020).

Diingatkan oleh Made, pos ini tidak hanya memeriksa suhu tubuh semata. Namun perlu dilakukan pendataan lengkap. Terkait riwayat bepergian dan tempat tujuan para pendatang. Oleh karena itu, satgas desa diminta untuk aktif turut serta dalam penjagaan ini.

"Setelah didata, harus disambungkan dengan Satgas Desa. Agar setibanya di rumah bisa mendapatkan pengawasan sesuai protokol yang berlaku," katanya.

Satgas Desa wajib, kata Made wajib proaktif dalam upaya penanganan COVID-19 ini. Baik itu diwajibakan isolasi mandiri ataupun menghubungkan dengan Pukesmas setempat. Sebab itu, satu orang pun pendatang tidak boleh terlewatkan dalam pendataan di pos screening ini.

"Sejauh ini pemerintah telah melakukan pemeriksaan di pos-pos. Namun terkadang masih bolong-bolong. Buktinya masih ada PDP dari Jember dan Bali yang masuk ke Banyuwangi. Jangan sampai ada yang masuk ke Banyuwangi tanpa melalui pemeriksaan dan pendataan," katanya.

Ditekankan kembali oleh Made, petugas di penjagaan harus juga diperhatikan. Baik itu pemenuhan alat pelindung diri maupun jaminan intensif. Agar selama bertugas, petugas juga terhindar dari ancaman penularan virus corona tersebut.

"Satu orang kan menjaga selama 8 jam dalam satu shift, ya masing-masing harus diperhatikan lah. Baik itu keselamatannya atau jaminannya," katanya.

Terkait dengan pengadaan 5.000 alat rapid test, Made juga meminta pemerintah segera melakukan pengadaan alat tersebut. Tujuannya, agar dapat dilakukan tes berskala massal. Sehingga bisa mendeteksi penyebaran virus ini secara dini, khususnya di lingkungan masyarakat pedesaan.

"Saya harap rapid test ini segera. Agar bisa dilakukan tes secara masal. Bila perlu, di pos itu kalau ada pendatang dengan suhu tinggi langsung di lakukan rapid test," pungkasnya. (iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.