Pakar Kebumian dan Kebencanaan Universitas Brawijaya Profesor Adi Susilo mengatakan, physical distancing tentunya berdampak pada pengurangan aktivitas kendaraan, bukan saja manusia.
Aktifitas kendaraan yang keluar sebetulnya menimbulkan getaran seismik atau gempa seismik yang masuk ke dalam bumi. Dampak yang ditimbulkan memiliki peran terhadap gejala-gejala akibat tanah longsor, bangunan maupun infrastruktur retak.
"Berkurangnya kendaraan keluar bisa mengurangi penyebab bencana, seperti tanah longsor. Karena getaran dari kendaraan menimbulkan getaran seismik yang diterima oleh bumi," ujar Adi Susilo saat berbincang dengan detikcom, Senin (20/4/2020).
Menurut Adi, bumi merupakan benda elastis. Di mana getaran-getaran yang ditimbulkan dari permukaan akan menimbulkan dampak. Meskipun tidak signifikan seperti terjadinya gempa bumi.
Karena skala dampak dari getaran seismik aktivitas manusia di permukaan bumi hanya mencapai tingkat MMI (Modified Mercalli Intensity). Yakni efek dari getaran yang biasa dirasakan ketika melintas sebuah truk besar.
"Getaran seismik yang diakibatkan aktivitas manusia memang kecil sekali. Berbeda dengan getaran berasal dari kendaraan. Dengan kondisi begini, cukup meringankan derita bumi, bisa sedikit rileks dan istirahat dari menjalarkan gelombang seismik yang diakibatkan oleh aktivitas manusia," tutur pengajar program studi Teknik Geofisika FMIPA Universitas Brawijaya ini.
Adi mengatakan, jika gelombang seismik yang diterima bumi dapat terkurangi. Maka, produk-produk manusia di muka bumi seperti jembatan, gedung dan sebagainya akan mampu berumur lebih panjang.
"Jika gelombang seismik dari aktivitas di permukaan bumi berlangsung terus menerus dan signifikan. Apalagi di daerah yang tanahnya terdiri dari endapan lumpur yang padat seperti kota-kota pelabuhan yakni Jakarta, Surabaya, Gresik, tentu membawa dampak. Berbeda dengan daerah yang tanahnya adalah banyak pasirnya, maka getaran tersebut bisa teredam," beber Adi.
Maka dari itu, lanjut dia, penerapan physical distancing untuk mengurangi aktivitas manusia demi mencegah COVID-19 pada daerah-daerah kota pelabuhan akan membawa dampak positif bagi kondisi bumi saat ini.
"Karena Jakarta, Surabaya, Gresik atau wilayah pesisir utara merupakan daerah yang tanahnya terdiri dari endapan lumpur," pungkas Adi. (iwd/iwd)