Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau warga di perantauan atau di dalam daerah NTT untuk tidak mudik demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Pelabuhan di NTT juga tidak melayani kapal angkutan penumpang.
"Sebaiknya jangan mudik dulu lah ya saat pandemi ini, tetap tinggal di rumah saja, karena risikonya sangat tinggi kan. Demikian juga yang dari NTT keluar NTT. Karena ya mudik ini kan bukan hanya muslim ya, tapi semua orang, kita harapkan tahan dirilah tahun ini, supaya kita saling jaga begitu," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu, saat dihubungi, Senin (20/4/2020).
Pemprov NTT sudah menerapkan sejumlah kebijakan. Salah satunya, tidak melayani kapal angkutan penumpang karena belajar dari pengalaman yang ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pertama kami ada kebijakan menutup pelabuhan, kecuali untuk barang, logistik. Untuk kapal Pelni kami tutup kan pengalaman KM Lambelu dari Nunukan, diperiksa 90-an ternyata ABK-nya terpapar virus Corona," ujarnya.
"Iya (semua pelabuhan di NTT), kecuali barang. Kalau pun terpaksa penumpang itu kita lakukan rapid test dan langsung diisolasi gitu," imbuhnya.
Sementara angkutan penumpang jalur udara tetap buka. Namun, ada pemeriksaan ketat di bandara.
"Pesawat tetap buka tapi kontrol kuat di bandaranya. Memang juga secara alami karena penumpang kurang, maskapai juga berkurang," ucapnya.
Sedangkan lajur darat, Pemprov NTT meminta pemda kota/kabupaten mengontrol pergerakan orang melalui darat.
"Persoalan kita kan orang dari luar, kalau dari dalam NTT sendiri kan tidak. Kan karena ada pergerakan dari luar NTT daerah yang terpapar virus, Jakarta, Bali. Itu persolannnya," kata Marius merujuk pada satu kasus positif Corona di NTT yang punya riwayat perjalanan dari Jakarta dan Bali.
Selain itu, Pemprov NTT juga mewajibkan penggunaan masker, penerapan social dan physical distancing. "Liburkan anak sekolah, ASN juga sampai 30 Mei," tuturnya.