"Jadi bed-nya yang tipe isolasi ada 260 khusus isolasi ya. Yang isolasi negatif ada 110 bed," kata dr Joni Wahyuhadi selaku Ketua Satgas Rumpun Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim di Surabaya, Senin (20/4/2020).
Joni menjelaskan jumlah bed rumah sakit tersebut akan terus bertambah. Dia mencontohkan di RSU dr Soetomo saat ini telah memiliki 35 bed dari sebelumnya 11 bed.
"Di Soetomo akan ada tambahan lagi 18 di lantai atas, bisa jadi 53. Di Unair juga akan tambah 16. Jumlah ini terus bertambah, belum yang di rumah sakit swasta," jelasnya.
Joni memaparkan bahwa untuk pasien COVID-19 yang bergejala berat akan dirawat di ruang isolasi bertekanan negatif. Sementara untuk ruang isolasi, akan diisi pasien Corona bergejala sedang.
"Kalau yang tidak bergejala alias OTG, boleh isolasi mandiri di rumah dengan catatan sudah diizinkan dinkes dan dimonitoring. Bosan lo orang di rumah sakit isolasi lama, kalau sudah tanpa gejala boleh di rumah, tapi ya itu catatannya," paparnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Dirut RSU dr Soetomo tersebut memastikan, pasien yang dirawat di rumah sakit seluruh Surabaya adalah pasien positif asal Kota Pahlawan.
"Semuanya dari Surabaya, karena yang paling tinggi di Surabaya. Bukan gelombang pasien dari luar daerah Surabaya," terangnya.
Joni berharap bila PSBB diterapkan, masyarakat bisa taat peraturan untuk di rumah saja dan taat physical distancing serta social distancing.
"Kalau masyarakat tidak taat, kita pemerintah tidak akan mampu mengatasi jumlah bed bagi pasien. Luar negeri saja tidak mampu. Kuncinya menekan ini adalah masyarakat sadar social distancing," terangnya. (fat/fat)