Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyapa para pengemudi ambulans yang sehari-hari berjibaku mengantar jenazah pasien positif Corona hingga ke pemakaman. Ia menyapa lewat video conference (vicon) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya pada Jumat (17/4) malam.
Tidak hanya menyapa, Khofifah juga memberikan apresiasi kepada para driver yang melakukan vicon tersebut. Yakni berupa tali asih masing-masing Rp 1 juta. Menurutnya, ini wujud rasa cinta kasih atas dedikasi luar biasa yang sudah mereka diberikan.
Dalam vicon tersebut, Gubernur Khofifah berbincang dengan para driver ambulans yang berasal dari RSUD dr Soetomo, RSU Haji, RSJ Menur, juga Dandim Nganjuk. Termasuk dua orang driver ambulans yang di-stand by-kan di Grahadi.
Dirinya menanyakan mulai dari perasaannya saat mengantar jenazah pasien positif COVID-19, hingga proses pemakaman dan penerimaan warga sekitar. Di mana mereka ada yang pernah mengantar jenazah ke Nganjuk, Bangkalan maupun di Putat Surabaya.
"Mereka ini yang sehari-harinya berjibaku dalam penugasan mengantarkan jenazah ke pemulasaraan. Di sini ada pengendara ambulans dari RS Haji, RSJ Menur, RSU dr Soetomo dan juga yang hadir di sini langsung driver ambulans yang sehari-hari stand by di Grahadi. Silakan jenengan menceritakan pengalaman selama mengantarkan jenazah dan pesan apa yang ingin jenengan semua sampaikan pada masyarakat di tengah pandemi ini," ucap Gubernur Khofifah.
Menanggapi pertanyaan dari Gubernur Khofifah, hampir semua driver tersebut baik dari RSU dr Soetomo, RSJ Menur, RSU Haji maupun yang stand by di Grahadi, rata-rata awalnya merasa khawatir saat memulasarakan jenazah. Namun rasa khawatir itu selalu berubah lega saat jenazah pasien COVID-19 tersebut bisa diterima dengan baik oleh warganya.
Jeritan Hati Sopir Ambulans Makamkan Jenazah Pasien Corona di Jakarta:
"Awalnya saat mengantar jenazah deg-degan, waswas, kami sempat khawatir ada penolakan dari masyarakat setempat. Tapi alhamdulilah dalam proses pemakaman para jenazah pasien COVID-19 ini bisa diterima oleh masyarakat. Bahkan kami juga sudah berkoordinasi dengan kapolsek dan koramil. Sehingga prosesnya berjalan lancar," terang Tri Prasetya, driver RSJ Menur yang pernah mengantar jenazah pasien positif COVID-19 ke Nganjuk.
Selain itu, semua driver ambulans tersebut mengaku bahwa selama bertugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap. Ini juga merupakan salah satu upaya untuk menjaga keselamatan diri mereka selama bertugas.
"Kami memang sempat khawatir saat mengantarkan jenazah. Tapi karena menggunakan APD lengkap Ibu selama bertugas, kami merasa cukup aman dan yakin tidak akan ada transmisi atau penularan saat proses pemulasaraan," ucap Nizam, salah satu driver ambulans yang stand by di Grahadi.
"Dan setiap mengantar jenazah tersebut, kami hanya 2 orang yaitu driver dan perawat 1 orang," imbuhnya.
Seluruh driver ambulans ini berpesan agar warga masyarakat untuk tinggal di rumah mengikuti anjuran pemerintah. Bagi mereka yang melaksanakan tugas memulasarakan jenazah setiap harinya, miris jika masih banyak masyarakat yang masih belum aware untuk tetap tinggal di rumah, guna menghentikan mata rantai penularan virus.
Terkait pemakaian APD lengkap ini, Gubernur Khofifah memberikan apresiasi dan menegaskan bahwa ini memang harus dilakukan untuk menjaga keselamatan diri. Menurutnya, dengan memakai APD, tentunya para driver akan merasa lebih tenang selama bertugas.
"Tanggung jawab melaksanakan pekerjaan sampai tuntas adalah kewajiban. Namun menjaga keselamatan diri juga harus dilakukan salah satunya dengan memakai APD," tegasnya.
Selain itu, orang nomor satu di Jatim ini juga mengapresiasi masyarakat Jatim yang bisa menerima jenazah pasien positif COVID-19 di wilayahnya. Ini berarti, proses sosialisasi ke masyarakat telah berlangsung dengan sangat baik.
Terlebih, proses pemulasaraan jenazah pasien positif COVID-19 sudah dilaksanakan sesuai protokol kesehatan yang ketat. "Inilah yang harus terus kita lakukan, di mana proses sosialisasinya berlangsung baik. Sehingga tidak ada kendala saat proses pemulasaraan jenazah COVID-19. Ini contoh yang baik karena menunjukkan bahwa masyarakat Jatim bisa menerima saat ada pemakaman jenazah COVID-19 di wilayahnya," lanjutnya.
Per hari Jumat (17/4), di Jawa Timur ada 522 kasus positif COVID-19, atau bertambah 8 kasus. Dengan rincian empat kasus di Kota Surabaya, satu kasus di Kabupaten Sidoarjo, satu kasus di Kabupaten Malang, satu kasus di Kabupaten Lamongan dan satu1 kasus di Kabupaten Bangkalan.
Sedangkan untuk kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) menjadi sebanyak 1.826 orang. Serta Orang Dalam Pemantauan (ODP) menjadi 15.942.
Dari total kasus positif COVID-19 di Jatim, sudah ada 95 orang pasien yang dinyatakan sembuh atau setara dengan 18,20 persen. Sedangkan untuk kasus positif yang meninggal dunia di Jawa Timur ada sebanyak 48 orang atau setara dengan 9,20 persen.