Pejabat Humas MUI Kabupaten Blitar Jamil Mashadi menyatakan selalu ada masalah sosial yang muncul mengiringi wabah. Jika kita menyikapinya tidak bijak, akan menjadi masalah. Namun, jika kita saling memahami kondisi, akan indah dan berhikmah.
"Ini wabah, kita harus belajar menyikapi dengan bijaksana, sehingga bisa memetik hikmah. Namun, kalau kita egois, tidak memahami kondisi bencana kesehatan, ya akan jadi masalah. Butuh pemikiran yang dingin, perbanyak pengetahuan, dan sabar tentunya," kata Jamil kepada detikcom, Kamis (16/4/2020).
Jamil mencontohkan Nabi Muhmammad SAW pernah tidak dibukakan pintu oleh istri beliau karena cemburu. Jadi soal penolakan seorang istri ini fenomena yang sejak ada zaman dahulu.
"Nabi saja yang dimuliakan pernah ditolak istri beliau. Bahwa Islam pun mengajarkan ada kesetaraan hak dan kewajiban antara suami dan istri. Apalagi dalam situasi ancaman bencana kesehatan seperti sekarang. Merupakan tanggung jawab istri, ibu, untuk melindungi keluarganya. Anak-anaknya pun itu dari suaminya sendiri," jelasnya.
Dalam kondisi normal, lanjutnya, mungkin hal seperti itu tampak aneh, bagaimana seorang kepala rumah tangga ditolak pulang ke rumahnya sendiri. Tapi dalam kondisi darurat, apa yang dilakukan oleh istri di Desa Sidorejo itu ada benarnya.
"Al Baqarah 195 yang artinya ...dan janganlan kamu menjatuhkan diri dalam kebinasaan. Nabi Muhammad SAW juga bersabda, 'Ketika kamu mendengar sedang terjadi wabah di suatu wilayah, maka jangan kalian memasukinya. Tapi, jika engkau ada di daerah yang terkena wabah, janganlah engkau meninggalkannya'," ungkap Jamil.
Menurut Jamil, tentunya hal tersebut harus dilakukan dengan penuh bijaksana dan dalam rangka kasih sayang. Semata-mata demi kebaikan bersama dan jangan dilakukan sendiri. Tapi minta bantuan aparat. Bisa desa, kecamatan, dan kabupaten.
"Dan pemerintah sudah menetapkan prosedur penanganan pendatang. Insyaallah, dengan mengikuti apa yang sudah ditetapkan pemerintah, semuanya akan baik. Yang utama lagi, lakukan semuanya dengan hikmah dan tata cara yang baik. Bukan dengan kemarahan dan caci maki, apalagi mengusir," pungkasnya. (fat/fat)