Terbongkar Klinik Aborsi Ilegal di Apartemen Jaktim

Terbongkar Klinik Aborsi Ilegal di Apartemen Jaktim

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 18 Des 2025 07:19 WIB
Terbongkar Klinik Aborsi Ilegal di Apartemen Jaktim
Foto: Polda Metro Jaya merilis pengungkapan kasus klinik aborsi ilegal di kawasan Jakarta Timur. (dok. Polda Metro Jaya)
Jakarta -

Polda Metro Jaya membongkar klinik aborsi ilegal. Praktik aborsi itu dilakukan di sebuah apartemen di Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur (Jaktim).

"Membongkar praktik aborsi ilegal yang dilakukan jaringan pelaku dan berhasil diungkap Ditreskrimsus Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto dalam jumpa pers, Rabu (17/12/2025).

Dalam kasus ini, polisi menetapkan tujuh tersangka dan lima di antaranya sudah ditahan. Polisi juga menyita sejumlah barang bukti, termasuk alat-alat untuk praktik aborsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah dilakukan penangkapan, dilakukan penggeledahan, termasuk olah TKP. Ditemukan sisa darah pasien aborsi ilegal, kemudian peralatan aborsi, termasuk kapas bekas darah," ucapnya.

Lima tersangka utama yang merupakan pengelola klinik aborsi ilegal itu sudah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Atas perbuatannya, mereka dijerat Pasal 428 ayat 1 juncto Pasal 60 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

ADVERTISEMENT

Peran Para Tersangka

Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Edy Suranta Sitepu merinci peran dari para tersangka, salah satunya wanita NS, yang berperan sebagai eksekutor aborsi terhadap para pasien. Dia seolah-olah menjadi dokter obgyn (obstetri dan ginekologi) yang paham terkait proses aborsi.

"Saudari NS, ini memiliki peran sebagai eksekutor, atau dokter, seolah-olah sebagai dokter obgyn," ujar Edy.

Selain itu, ada wanita RH, yang berperan membantu NS dalam proses aborsi. Ada juga wanita M, yang berperan menjemput, mengantar, juga admin yang berkomunikasi dengan para pasien.

"M ini memiliki peran menjemput serta mengantar pasien, baik pada saat penjemputan maupun pada saat dia kembali setelah dilakukan aborsi," tuturnya.

Lebih lanjut, ada juga pria LN, yang berperan menyewa apartemen tempat dilakukannya aborsi dan pria YH sebagai pengelola website. Sebagai informasi, praktik aborsi ilegal itu dipromosikan melalui website.

Dua orang pasien berinisial KWM dan R ikut menjadi tersangka dalam kasus tersebut. Keduanya ada di kamar 28A lantai 28 apartemen tersebut saat pihak kepolisian melakukan penggerebekan.

Beroperasi Sejak 2022

Polisi mengungkap klinik aborsi ilegal di apartemen Jaktim sudah beroperasi tiga tahun lamanya. Hingga kini, sebanyak 361 orang sudah menjalani aborsi di klinik ilegal tersebut.

"Kemudian kami melakukan olah data yang ada di handphone-nya admin. Dari olah data tersebut, kami menemukan nama-nama pasien sebanyak 361 pasien," kata Kombes Edy.

Edy mengatakan para pelaku berpindah tempat untuk melakukan aborsi, mulai Bekasi hingga Jakarta Timur. Apartemen yang dijadikan klinik aborsi disewa harian atau mingguan, tergantung banyaknya pasien di lokasi tersebut.

"Mereka tempatnya berpindah-pindah, dan biasanya mereka menyewa apartemen, dan itu sewa harian atau mingguan saja. Jadi tidak menyewa apartemen itu dalam jangka waktu yang lama, tetapi mungkin 1-2 hari, tergantung dari banyaknya pasien," tuturnya.

Promosi Via Website

Polisi mengungkap klinik aborsi ilegal yang beroperasi di apartemen Jaktim melakukan promosi melalui website. Mereka juga mengaku mengantongi izin dan melibatkan dokter obgyn (obstetri dan ginekologi).

"Modus yang mereka lakukan adalah mereka membuat website, kemudian dihubungkan dengan admin, kemudian di website tersebut, seolah-olah praktik ataupun klinik-klinik tersebut seolah-olah itu berizin dan dikelola oleh seorang dokter yang spesialis, yaitu spesialis obgyn," kata Edy.

Para tersangka mengelola dua website yang mempromosikan jasa aborsi. Setelah pasien terhubung melalui website, komunikasi dilanjutkan melalui WhatsApp.

"Ketika sudah terhubung dan akan berencana melakukan aborsi, maka admin akan memberikan persyaratan. Yang pertama memberikan USG, kemudian difoto, dikirimkan ke admin dan kemudian KTP pasien. Kemudian dipelajari. Setelah itu, maka akan diberikan janji, baik itu lokasi, tempat, jam, termasuk juga titik-titik yang akan dilakukan penjemputan," jelasnya.

Raup Untung Rp 2,6 Miliar

Polisi mengungkap klinik aborsi ilegal di apartemen Jaktim sudah beroperasi sejak 2022 dengan total pasien sebanyak 361 orang. Para tersangka mendapatkan keuntungan hingga Rp 2,6 M dari operasi klinik tersebut.

"Sedangkan total keuntungan yang telah didapat dari keseluruhan tersangka sampai dengan tahun 2025 sebesar Rp 2.613.700.000 (miliar)," ujar Kombes Edy.

Edy mengatakan para tersangka mematok harga Rp 5-8 juta untuk sekali aborsi. Para tersangka lalu membagi hasil kejahatan. Wanita NS sebagai 'dokter', yang melakukan aborsi, mendapatkan bagian Rp 1,7 juta dari satu pasien.

"Kemudian, saudari RH, ini memiliki peran membantu NS dalam melakukan aborsi, mendapatkan hasil sekitar Rp 1 juta. Kemudian, saudari M, ini memiliki peran menjemput serta mengantar pasien, baik pada saat penjemputan maupun pada saat dia kembali setelah dilakukan aborsi. Ini juga sudah diproses dan mendapatkan hasil sekitar Rp 1 juta," jelasnya.

Kemudian, tersangka YH sebagai pengelola website justru mendapatkan bayaran paling tinggi, yakni Rp 2 juta untuk satu pasien. Sementara itu, tersangka LN yang menyewa apartemen juga menjemput pasien mendapatkan bayaran Rp 200-400 ribu.

"Saudara YH, ini adalah seorang admin, admin yang mengelola, kemudian melihat USG termasuk juga KTP dan membuat janji. Mendapatkan bagian sekitar Rp 2 juta," ucap Edy.

Simak juga Video: Polisi Bongkar Aborsi Ilegal di Makassar, ASN-Mahasiswi S2 Ditangkap

Halaman 2 dari 3
(fas/fas)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads