Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un absen dalam acara peringatan hari ulang tahun (HUT) kelahiran kakeknya, Kim Il Sung. Absennya Kim Jong Un itu sontak memicu beragam spekulasi. Ada apa dengan Kim Jong Un?
Seperti dilansir dari AFP, Kamis (16/4/2020) ulang tahun Kim Il Sung merupakan perayaan penting dalam kalender politik Korut. Hari kelahiran sang pendiri Korut itu kerap dikenal sebagai hari Matahari.
Sejak dilahirkan, setiap warga Korea Utara diajarkan untuk menghormati Kim Il Sung dan putranya Kim Jong Il, ayah dari Kim Jong Un. Semua orang dewasa memakai lencana bergambar salah satu dari figur itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, informasi ketidakhadiran Kim Jong Un dalam peringatan tahun ini membuat para analis berspekulasi bahwa Kim ingin menjauhkan diri dari 'kultus kepribadian' yang mengelilingi dinasti yang berkuasa di Korut.
Pada Kamis (16/4), Kantor berita KCNA tidak menyebutkannya dalam laporannya siapa pejabat senior yang mengunjungi Istana Kumsusan untuk memberi 'penghormatan tertinggi' kepada kedua pemimpin tersebut.
Padahal sejak mewarisi kekuasaan pada tahun 2011, Kim selalu pergi ke makam luas di pinggiran ibu kota pada hari ulang tahun kelahiran mereka.
Namun tahun ini berbeda. Foto-foto yang dimuat hari Kamis (16/4) di surat kabar Rodong Sinmun, corong resmi partai yang berkuasa, tidak memperlihatkan kehadiran Kim, meskipun ada keranjang bunga dibungkus dengan spanduk bertuliskan namanya.
"Kim Jong Un ingin melepaskan diri dari masa lalu, serta kultus kepribadian tradisional Korea Utara," kata Ahn Chan-il, seorang pembelot dan peneliti Korea Utara di Seoul.
"Pesannya adalah bahwa masa Kim Jong Il dan Kim Il Sung sudah berakhir," sambungnya.
Tonton juga video Dunia Lagi Lawan Corona, Korea Utara Malah Sibuk Uji Misil:
Dia menjelaskan bahwa Kim Jong Un ingin dilihat sebagai pemimpin yang modern dan kompeten. Menurutnya, Kim ingin lepas dari bayang-bayang ayah dan kakeknya itu. Kim ingin membawa Korut menjadi negara yang tampak normal.
"Dia ingin menemukan dan menyebut dirinya sebagai pemimpin yang modern dan kompeten, bukan keturunan pendahulunya," tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh analis lain. Kim disebut ingin menjauhkan diri sorotan yang selalu membandingkan dirinya dengan sang kakek.
"Ini bisa menjadi bagian dari upaya propaganda Korea Utara untuk menjauhkan Kim Jong Un dari warisan kakek dan ayahnya dan menyoroti prestasinya, apa adanya," kata Rachel Lee, mantan analis Korea Utara di pemerintah AS.
Lee menyebut kecil kemungkinannya jika ketidakhadiran Kim Jong Un itu dikaitkan dengan virus Corona (COVID-19. Dia mengatakan Kim 'cukup aktif dalam beberapa minggu terakhir'.
Pyongyang, ibu kota Korut telah memberlakukan pembatasan ketat guna menghindari penyebaran virus Corona yang pertama kali muncul di Wuhan, China itu. Terkadang pembatasannya dilakukan sampai mengkarantina ribuan warga negara dan ratusan warga asing.
Pemerintah Korut juga menegaskan bahwa negeri komunis itu tidak memiliki satu kasus pun kasus Corona. Namun para pengamat skeptis atas klaim Korut ini.
Seperti diketahui, partai berkuasa mengklaim Kim Il sebagai orang yang telah berjasa melawan penjajah. Selain itu, selama bertahun-tahun propaganda resmi Korut telah mengganggap Kim Jong Un memiliki banyak kemiripan dengan kakeknya itu. Dari mulai cara berpenampilan hingga tulisan tangan.
Kim telah memimpin empat dari enam uji coba nuklir Korut. Dia mengawasi kemajuan pesat dalam teknologi senjata di Korut, sekaligus mengembangkan rudal yang mampu menjangkau seluruh daratan AS.
Hal ini membuat Korut dikenai beberapa sanksi oleh Dewan Keamanan PBB. Selain itu, sejak 2018, dia telah mengambil bagian dalam serangkaian pertemuan puncak dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Selatan Moon Jae-in. Meskipun perbincangan dengan AS menemui jalan buntu.
Kim terakhir kali muncul di media pemerintah pada akhir pekan lalu. Ketika itu ia memimpin pertemuan biro politik Partai Buruh pada hari Sabtu (11/4).