Pandemi Corona atau COVID-19 memberikan dampak bagi para pekerja. Sebut saja pegawai swasta, buruh, serta pekerja lepas dan industri kreatif yang saat ini mulai tren di tanah air.
Pekerja lepas dan industri kreatif memiliki kesamaan dalam sistem kerja yang tidak terikat waktu. Gegara ada wabah ini, banyak proyek pekerjaan yang dibatalkan. Pendapatan mereka pun merosot drastis.
Seperti dialami Yusuf Adi Surya, fotografer yang bergantung dari satu acara ke acara lainnya. Industri kreatif yang menaunginya Ophelia Creative House kini membatalkan beberapa pekerjaan di antaranya foto sebelum pernikahan, foto pernikahan, dan foto wisuda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang-sekarang lagi ramai wedding (pernikahan) sama foto pre-wedding. Karena momennya juga lagi banyak pesta pernikahan. Sebelum akhirnya ada pandemi ini," kata Adis saat diwawancara detikcom, Rabu (15/4/2020).
Biasanya, kata dia, selain jasa foto pernikahan, ada juga pekerjaan untuk foto wisuda. Dengan menyesal agenda itu pun harus dihapuskan dari pekerjaannya. Pasalnya, beberapa universitas tidak melangsungkan prosesi wisuda karena mengikuti imbauan pemerintah untuk pemutusan mata rantai penyebaran COVID-19.
"Wisuda terakhir di UPI, dan targetnya di Unisba, UPI juga ada lagi bulan Juli, tapi kita belum follow-up. Telkom sama Unpad juga sudah masuk list," ujarnya.
Di tengah pandemi Corona, pemuda asal Malang tersebut memilih bertahan di Bandung."Sebenarnya orang tua sudah minta untuk pulang," ucap Adis.
Manajemennya pun melakukan berbagai upaya, agar jenis pekerjaan yang dilakukannya masih bisa dilakoni di rumah, seperti foto produk. Dia menuturkan untuk bulan ini ada dua foto produk yang menggunakan jasa mereka.
"Alhamdulillah bulan ini ada dua klien foto produk. Bulan kemarin kosong (tidak ada kerjaan) untuk bulan depan belum tahu. Tapi yang pasti kita ikhtiar dulu menawarkan jasa kita," tutur Adis.
Dia mengungkapkan jika tidak ada pekerjaan dalam satu bulan, sudah pasti tidak ada pemasukan yang diperolehnya. "Ya bisa dibilang begitu sih. Cuma ya harus survive, gimana caranya harus ada job masuk, minimal sebulan ada satu," ucapnya.
"Kalo untuk foto produk sendiri karena alur ordernya bisa via online dan pengerjaannya lepas tangan. Jadi bisa dibilang masih ada job masuk, walaupun tidak sebanyak ketika masih bebas beraktivitas," Adis menambahkan.
Selain itu, sambung dia, pandemi Corona berimbas pada kinerja tim yang kurang maksimal pada saat merencanakan ide. "Kita jadi kurang waktu buat meeting. Ya bisa juga sebenarnya via online, cuma kadang suka tidak satu persepsi," katanya.
Dia berharap pemerintah dapat memperhatikan industri kreatif. Menurutnya, industri kreatif dapat berperan menjadi mitra dalam merealisasikan program kerja.
"Salah satunya mungkin menjadi tim profesional untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat," ucap Adis.