Asep Saripudin (41), pengemudi ojek pangkalan (opang) di Kota Cimahi, Jawa Barat, sejak Maret lalu pendapatannya turun drastis. Wabah virus Corona atau COVID-19 benar-benar berdampak pada kondisi ekonominya.
Pada kondisi normal, biasanya ia bisa mengantongi Rp 100 ribu. Namun belakangan, Asep hanya bisa membawa pulang uang Rp 25 ribu.
Uang yang didapatnya dari mengojek selama seharian hanya bisa untuk menambal kebutuhan makan sehari-hari. Itupun sudah diirit sedemikian rupa, asal anak istri bisa makan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sedih kalau dengan kondisi sekarang. Soalnya pendapatan saya benar-benar menurun. Paling dapat rata-rata Rp 25 ribu, itu juga enggak setiap hari. Hanya bisa untuk makan, kadang masih kurang," ujar Asep saat ditemui di Mapolres Cimahi, Rabu (15/4/2020).
Bebannya semakin bertambah tatkala ia juga harus membayar cicilan motor ke leasing. Padahal pendapatannya sudah sangat menurun selama pandemi COVID-19.
"Mau bayar cicilan bagaimana, pendapatan saja minim. Jadi saya sebagai pengemudi ojek, sangat meminta kebijaksanaan dari pemerintah untuk menerapkan relaksasi cicilan kredit kendaraan," katanya.
Asep dan 1.861 pengemudi ojek, sopir angkot, sopir taksi, sopir truk, dan sopir travel yang terdampak COVID-19, mendapatkan bantuan dari BRI dan Satlantas Polres Cimahi. Mereka akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 600 ribu untuk tiga bulan ke depan.
"Alhamdulillah ada pihak yang masih perhatian dengan profesi seperti kami. Ini sangat membantu untuk menutupi kebutuhan kami yang serba kekurangan," tutur Asep.
Kepala Cabang BRI Cimahi, Aditya Mahendra menjelaskan bantuan uang tersebut nantinya akan dikirim melalui nomor rekening masing-masing penerima. Uangnya bisa digunakan penerima untuk membeli berbagai kebutuhan pokok selama tiga bulan berturut-turut.
"Bantuan ini merupakan kerja sama BRI dan Mabes Polri untuk masyarakat terdampak. Terutama sopir truk, sopir taksi, sopir angkot, travel dan ojek," kata Aditya.
Kasatlantas Polres Cimahi AKP Susanti Samaniah menjelaskan data penerima bantuan itu diperoleh dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan ojek pangkalan di wilayah Kota Cimahi dan KBB. "Jadi 1.861 penerima bantuan itu murni yang terdaftar saja karena kami enggak mendata sendiri, minta data ke Organda di Cimahi dan KBB," ucap Susanti.