Bukan Bebas dari Lapas, Napi di Lutim yang Ditembak Kabur dari Rehabilitasi

Bukan Bebas dari Lapas, Napi di Lutim yang Ditembak Kabur dari Rehabilitasi

Hermawan Mappiwali - detikNews
Selasa, 14 Apr 2020 20:03 WIB
Ilustrasi garis polisi dilarang melintas
Foto: Ilustrasi garis polisi (Ari Saputra/detikcom)
Luwu Timur -

Remaja Attong (17), narapidana yang ditembak polisi di Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel), ternyata bukan bebas karena asimilasi. Attong adalah narapidana yang melarikan diri dari balai rehabilitasi anak di Makassar.

"Saeful alias Attong bukan napi dibebaskan, tapi melarikan diri," ujar Kapolres Luwu Timur AKBP Indratmoko kepada detikcom, Selasa (14/4/2020).

Indratmoko mengatakan, Attong merupakan napi kasus penganiayaan di Luwu Timur yang divonis 2 tahun penjara. Namun berhubung statusnya yang masih di bawah umur, Attong dibawa ke Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) di Jl Saladong, Makassar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya pelaku itu napi yang kabur. Dia vonis 2 tahun kasus penganiayaan. Disimpan di Salodong karena usianya masih 17 tahun. Tapi tanggal 19 Maret lari (kabur)," ujar Indratmoko.

Informasi terkait kaburnya Attong dari tempat rehabilitasi turut dibenarkan oleh Kapolsek Nuha Kompol Antonius. Dia menyebut Attong divonis 2 tahun penjara akibat menyerang seorang pria dengan senjata tajam parang di Desa Nikkel, wilayah Kecamatan Nuha, Luwu Timur, pada 5 September 2019 lalu.

"Kan bulan September 2019 lalu kami tangani divonis 2 tahun penjara. Karena dia masih umur 17 tahun waktu itu, dia direhabilitasi sosial di Makassar," ujar Kompol Antonius saat dimintai konfirmasi terpisah.

"Tapi di Makassar itu malah dia lari. Tinggalkan tempat rehabilitasi. Tanggal 19 Maret dia lari dari sana," sambung Antonius.

Usai melarikan diri dari tempat rehabilitasi, Attong sendiri kembali ke Desa Sorowako, wilayah Kecamatan Nuha, pada Senin (13/4). Hingga akhirnya ia kembali ditangkap usai melukai dua orang warga dengan parang.

"Di Sorowako, sejak dia datang, selalu hampir setiap malam bikin masalah terus. Itu ada orang tua dia kejar, terus lewat ini korban dia tegur 'kenapa orang tua dikejar begitu', nah dia lagi yang dikejar, langsung disikat parang," ujar Antonius.

Selanjutnya, kata Antonius, seorang rekan korban yang mencoba melerai juga ditebas oleh Attong. Hingga akhirnya, Attong harus dilumpuhkan dengan timah panas lantaran seorang polisi yang mencoba mengamankan Attong juga diserang pakai kampak.

"Sekitar pukul 24.00 Wita, mau ditangkap malah dia nekat lawan, bawa kampak, dia serang itu polisi, dikasi tembakan peringatan tidak dihiraukan, disikat (dilumpuhkan) lah itu," pungkas Antonius.

Halaman 2 dari 2
(gbr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads