Tolong, APD untuk Perangi Corona di RSUD Nganjuk Hampir Habis

Tolong, APD untuk Perangi Corona di RSUD Nganjuk Hampir Habis

Sugeng Harianto - detikNews
Selasa, 07 Apr 2020 10:14 WIB
RSUD Nganjuk
Foto: Tangkapan layar
Nganjuk - Pemkab Nganjuk telah menyatakan status darurat corona (covid-19) sejak 5 warganya positif corona. Ironisnya, di tengah memerangi corona, Alat Pelindung Diri (APD) tim medis makin menipis.

"Kecukupannya sampai satu Minggu ke depan rata rata (menipis)," terang Jubir Tim Gugus Tugas covid-19 Nganjuk dr Hendriyanto saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (7/4/2020).

Kecukupan APD untuk seminggu, kata Hendri, saat posisi pasien berjumlah 4 orang yang dirawat di RSUD Nganjuk dan RS Bhayangkara. Dengan bertambahnya satu pasien positif, kemungkinan besar penggunaan APD tidak cukup untuk seminggu.

"Untuk satu minggu ke depan saat pasien masih 4. Tapi dengan ada satu pasien masuk lagi bisa berkurang lagi, tidak ada satu minggu habis," kata Hendri.

Hendri mengatakan jumlah tim medis pelayanan ruang isolasi saat ini 30-40 orang di RSUD Nganjuk dan RS Bhayangkara. APD yang digunakan hanya sekali pakai.

"Tim medis sekitar 30-40 dari pelayanan di RSUD Nganjuk dan RS Bhayangkara," lanjut Hendriyanto.

Hendri menambahkan dengan menipisnya stok APD untuk penanganan pasien corona, pihak RSUD Nganjuk telah membuat posko bantuan APD di media sosial.

"Itu betul RSUD membuka donasi APD lewat media sosial, tapi jelasnya bisa konfirmasi ke RSUD ya," tandasnya.

Sementara Wakil Direktur Pelayanan RSUD Nganjuk dr Tien Farida Yani saat dihubungi detikcom mengatakan pihaknya memang telah membuat posko donasi APD di media sosial.

"Memang ini inisiatif dari kami Tim Penanganan Covid di RSUD Nganjuk. Mengingat ketersediaan APD di RS yg sangat terbatas. Saya kira bisa dipahami semua orang, bukan hanya di RSUD Nganjuk tetapi di seluruh Indonesia bahkan dunia," papar Tien dalam pesan singkat WhatsApp yang diterima detikcom.

Tien mengatakan bahwa penggalangan donasi APD di RSUD Nganjuk bukan berarti pihak rumah sakit tidak memiliki anggaran. Melainkan sulitnya mencari barang untuk pengadaan.

"Bukannya RS tidak punya uang, anggaran kami ada meski ada lonjakan kebutuhan yang sangat luar biasa. Sedangkan penyedia bahkan beberapa pabrikan dan perusahaan besar farmasi yang biasa menyediakan semua kebutuhan RS kosong," kata Tien.

"Yang ada penjual-penjual, broker perorangan yang menjual dengan harga yang gila-gilaan. Misanya masker N95 yang biasanya dijual harga Rp 25 ribu satunya, saat ini ada yg menawari ready stok terbatas Rp 350ribu satu bijinya. Itu hanya satu contoh. Pengadaann di RS tidak bisa asal beli, kami harus ikuti aturan pembelian barang jasa yang ada," imbuhnya.

Tien menambahkan alasan utama RSUD Nganjuk menerima sumbangan APD diharapkan banyak masyarakat yang tahu. Selama ini RSUD Nganjuk telah menerima dua kali bantuan APD dari Pemprov Jatim.

"Kenapa menerima sumbangan? Di luar sana banyak saudara, teman, relawan dan masyarakat yang tahu peran petugas medis atau nakes. Ibarat perang, senjata kami adalah APD. Tanpa APD yang memadai gak mungkin kami bisa merawat pasien. Betapa banyak nyawa, teman-teman kami yang sudah menjadi korban covid-19 ini. Alhamdulillah selain itu kami juga sudah menerima dua kali bantuan dari gubernur sebagai RS rujukan Covid-19 berupa APD dan lainnya," tandas Tien.

Jokowi Minta Prioritaskan Rapid Test dan Distribusi APD:

(iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.