"Kita lakukan evakuasi terhadap pasien (perawat) yang sebelumnya dilakukan isolasi mandiri. Alasan kita untuk menghindari dampak sosial di lingkungan masyarakat saja," terang Jubir Tim Gugus Tugas covid-19 Kabupaten Nganjuk, dr Hendriyanto saat dikonfirmasi detikcom, Senin (6/4/2020).
Evakuasi yang dilakukan tim medis, kata Hendri, sudah direncanakan sejak pagi dan baru berlangsung sore hari pukul 16.00 WIB. Hal ini karena masih dilakukan persiapan ruang isolasi RSUD Nganjuk.
"Tadi masih persiapan yang panjang ini RSUD Nganjuk. Menyiapkan tempat dan ruangan isolasi yang memang terbatas. Mulai pagi persiapan dan baru sore ini masih perjalanan," katanya.
Hendri mengatakan, sebenarnya kondisi fisik pasien perawat tersebut sangat baik. Sebelumnya pasien sempat menginginkan isolasi mandiri.
"Kalau keadaan umum kondisi pasien sangat baik ini baru perjalanan. Karena menghindari dampak sosial makanya hasil rapat tadi kita evakuasi ke RSUD Nganjuk," tandasnya.
Perawat perempuan ini juga terpapar setelah mengikuti bimbingan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Sebelumnya perawat yang tinggal di salah satu desa di Kecamatan Gondang, tersebut tidak melakukan perawatan di rumah sakit. Perawat tersebut melakukan isolasi mandiri.
"Sesuai pedoman tidak harus (evakuasi RS), meskipun positif," terang Jubir Tim Gugus Tugas covid-19 Kabupaten Nganjuk, dr Hendriyanto saat dikonfirmasi detikcom, Senin pagi tadi.
Menurut Hendri, berdasarkan pedoman dari pemerintah bahwa pasien positiif corona bisa perawatan di rumah dengan isolasi mandiri. "Cukup di rumah (mengisolasi diri)," katanya.
Lima warga Nganjuk yang positif sebelumnya mengikuti pelatihan sebagai petugas haji 2020 di Asrama Haji Surabaya. Acara tersebut digelar 9-18 Maret. Sementara itu, Surabaya memberlakukan zona merah mulai 16 Maret 2020.
Dari lima orang positif corona tiga dirawat di RSUD Nganjuk dan dua di RS Bhayangkara. Dua rumah sakit tersebut berjarak 500 meter. (fat/fat)