Emoh Buat Karantina Pemudik, Bupati Sragen Pilih Kerahkan Satgas Desa

Emoh Buat Karantina Pemudik, Bupati Sragen Pilih Kerahkan Satgas Desa

Andika Tarmy - detikNews
Minggu, 05 Apr 2020 11:07 WIB
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Senin (16/3/2020).
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati (Foto: Andika Tarmy/detikcom)
Sragen -

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menolak membuat lokasi karantina khusus pemudik karena dinilai sangat berisiko. Yuni memilih mengerahkan Satgas COVID-19 desa untuk memastikan para pemudik melakukan karantina mandiri.

"Karantina mandiri dengan diawasi satgas COVID desa akan lebih efektif. Sepanjang kami bisa membuat semua desa siaga, konsisten dan komitmen," ujar Yuni dihubungi detikcom, Minggu (5/4/2020).

Yuni melanjutkan pihaknya kini tengah mendorong pihak desa untuk membuat Satgas COVID-19 untuk mengawasi para pemudik. Kerja sama seluruh desa hingga tingkatan RT diyakini lebih efektif untuk melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap para pemudik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya apresiasi, beberapa desa sudah mulai membuat posko COVID-19. Beberapa bahkan membuatkan seragam bagi relawan yang bertugas," kata Yuni.

Desa Sambungmacan, Kecamatan Sambungmacan, Sragen misalnya, sudah membentuk tim satgas pengawas pemudik untuk menangkal virus Corona (COVID-19). Warga desa ini tak mau ambil keputusan lockdown seperti desa lainnya, karena dinilai tidak manusiawi.

ADVERTISEMENT

"Desa kami kebetulan banyak pemudik, hampir 400 orang yang merantau. Kalau kampung kami lockdown, kok sepertinya kurang manusiawi. Karena bagaimanapun mayoritas pemudik ini terpaksa pulang karena kondisi di kota tidak kondusif," kata Kepala Desa Sambungmacan, Bondan Pratiwi beberapa waktu lalu.

Para pemudik yang datang ke Posko COVID-19 Desa Sambungmacan, bakal langsung dicek kondisi kesehatannya, lalu dilakukan pendataan. Tak hanya itu, seluruh kendaraan dan barang bawaan para pemudik ini juga langsung disemprot dengan cairan disinfektan.

"Ada yang datang tengah malam, langsung ke sini. Yang dini hari, juga tetap kita layani. Sejak Posko dibuka hari Minggu, sampai sekarang sudah 84 pemudik yang datang. Kalau pemeriksaan kesehatan, langsung dipimpin oleh bidan desa," lanjut Bondan.

Relawan di Posko COVID-19 Desa Sambungmacan memeriksa kondis para pemudik, Kamis (2/4/2020)Relawan di Posko COVID-19 Desa Sambungmacan memeriksa kondis para pemudik, Kamis (2/4/2020) Foto: Relawan di Posko COVID-19 Desa Sambungmacan memeriksa kondis para pemudik, Kamis (2/4/2020). Foto: Andika Tarmy/detikcom

Bondan menuturkan usai diperiksa kesehatannya, para pemudik tersebut diimbau untuk melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Selama masa karantina ini, warga sekitar serta ketua RT bertugas melakukan pengawasan, untuk mengantisipasi pemudik yang bandel.

"Warga sangat proaktif. Mereka banyak mendorong para pemudik untuk segera lapor ke Posko. Jika ada yang menolak (lapor), kita jemput ke sini," urai Bondan.

Selama masa karantina mandiri, para pemudik ini terus dimonitor kondisi kesehatannya. Jika ada pemudik yang menunjukkan gejala demam, Satgas COVID-19 Desa Sambungmacan akan mendatangi warga yang bersangkutan dan segera berkoordinas dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) untuk melakukan tindak lanjut.

Halaman 2 dari 2
(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads