Warga binaan asal Gresik, SU (74) tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya ketika bisa mengikuti program asimilasi. Namun ia sempat bingung mau pulang ke mana.
Asimilasi merupakan proses pembinaan narapidana yang dilaksanakan dengan membaurkan napi dalam kehidupan masyarakat di rumah. SU menjadi satu di antara 34 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Klas I Surabaya yang pulang hari ini.
Ketika narapidana lain dijemput keluarganya, ia justru masih mencari keluarganya bisa dihubungi. Akhirnya petugas lapas bergerak cepat.
Petugas mengantar SU sampai ke rumahnya. Tak mudah mencari keluarga SU di sebuah desa di Gresik. Pasalnya, banyak anggota keluarganya yang sudah meninggal. Termasuk istrinya.
Berkolaborasi dengan anggota polsek setempat, pihak lapas akhirnya mempertemukan SU dengan keluarganya. "Alhamdulillah, sekitar pukul 17.00 atau setelah 4 jam mencari, akhirnya kami bertemu anak pertama dari SU, yaitu WA," kata Bambang Sugianto, Kasi Bimbingan Kemasyarakatan Lapas Kelas I Surabaya usai mengantarkan SU, Jumat (3/4/2020)
WA terkejut dengan kedatangan pihak lapas. Apalagi melihat ayahnya yang sudah kesulitan berjalan. Beberapa anggota keluarga tampak terharu dan menitikkan air mata. Selama ini, WA mengaku hilang kontak dengan ayahnya sejak SU dipindah ke Lapas Porong.
"Kami berterima kasih atas kerja keras pihak lapas yang memberikan pelayanan terbaik untuk kami tanpa biaya sepeser pun," ucap WA.
Meski begitu, Bambang melanjutkan, pihaknya masih akan memantau keseharian SU. Dia meminta bantuan keluarga agar memastikan SU tetap berada di rumah.
"Jika melanggar akan kami jemput dan kembalikan ke bloknya di Porong," tambah Bambang.
Hingga sore tadi, tercatat ada 2.433 WBP di Jatim yang telah mendapatkan hak asimilasi dan integrasi. WBP yang mendapatkan hak asimilasi dan integrasi di Lapas Klas I Surabaya (Porong) mencapai 61 Orang. Dari Rutan Klas I Surabaya (Medaeng) ada 62 Orang dan dari Rutan Perempuan Surabaya ada 36 Orang.