Kesaksian Alumni Unair: Corona Bukan Aib, Jangan Kucilkan

Kesaksian Alumni Unair: Corona Bukan Aib, Jangan Kucilkan

Esti Widiyana - detikNews
Kamis, 02 Apr 2020 19:27 WIB
Cerita Teguh yang Sempat Stress Saat Dinyatakan ODP
ODP asal Surabaya yang sembuh (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Salah satu warga Ketintang Baru, Surabaya sempat ditetapkan Orang dalam Pemantauan (ODP) corona. Saat itu, Ketua Jaringan Ksatria Airlangga (Jaka) Teguh Prihandoko (53) sempat merasakan strees, panik hingga cemas.

Bagaimana tidak cemas dan panik, seminggu sebelum ditetapkan sebagai ODP oleh Pemkot Surabaya, ia menjenguk temannya yang semula sakit tipus ternyata positif corona dan meninggal di Cimahi, Jawa Barat.

Meski sempat merasakan stres, cemas, panik, Teguh tak memungkiri jika dirinya ODP. Namun hal itu bukanlah sebuah aib yang mesti ditutup-tutupi.


"Lebih baik kita mendaftar di website pemerintah, kalau Surabaya di lawancovid-19.surabaya.go.id, kedua mengisolasi diri secara mandiri, tetap minum vitamin, pakai masker. Kemudian yang terpenting tenang, santai, hidup yang bersih. Aku yakin kalau kita hidup bersih dan jaga jarak akan aman," jelas Teguh saat dihubungi detikcom, Kamis (2/4/2020).

Lewat website itu pemerintah juga akan lebih mudah untuk tracing masyarakat dan lebih cepat memutus penyebaran corona. Dia berpesan kepada masyarakat untuk mendaftar jika memiliki gejala, karena imbasnya bisa ke keluarga dan orang sekitar.


Menurutnya, ODP, PDP maupun positif itu bukan aib yang mesti ditutupi. Bahkan, mantan Dirut Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya ini meminta masyarakat untuk mensuport orang yang terjangkit, bukan malah mengucilkan.

"Itu bukan aib, bukan aib. Itu hal yang lumrah. Hanya yang kena itu apes, tapi jangan sampai mengapeskan ke orang lain. Ojok (jangan) dijauhi, dikucilkan. Kalau bisa disupport yang kena, misalkan PDP atau positif disupport," tuturnya.

Teguh menyarankan agar masyarakat saling gotong-royong. Saling mensuport dan membantu yang sedang kesusahan.


Alumnus Unair Surabaya ini juga mengajak masyarakat untuk saling terbuka dan mengingatkan. Namun bukan untuk menjauhi, sebab yang terpenting adalah menjaga kebersamaan.

"Ayo, kita bisa gotong-royong, kemanusiaannya harus kita jalankan semuanya. Ayo terbuka saling mengingatkan. Mengingatkan bukan untuk menjauh dari mereka tapi untuk menjaga. Itu yang penting, menjaga bersama," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.