Desakan tersebut salah satunya datang dari kelompok pemuda yang menamakan dirinya Gagas Millenial. Kelompok ini beranggotakan para pemuda dari berbagai latarbelakang profesi. Mulai dari akademisi muda, peneliti muda, aktivis sosial, pegiat literasi, pekerja sosial dan pengusaha.
Koordinator Gagas Millenial Moh Aqib Ma'rufin mengatakan, corona sudah mewabah di Jatim. Sampai hari ini tercatat 93 orang terinfeksi COVID-19. Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 420 orang dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) tembus 6.565 jiwa. Ada 19 kabupaten/kota yang telah dinyatakan sebagai zona merah dan wilayah terjangkit di provinsi ini.
"Angka ini tentunya bisa meningkat lebih pesat lagi dikarenakan masih banyak warga yang belum sadar kalau dirinya tertular," kata Aqib kepada detikcom, Rabu (1/4/2020).
Kasus corona di Kabupaten Mojokerto juga terus meningkat. Hari ini Dinas Kesehatan mencatat jumlah PDP 28 orang, 165 ODP, serta 3.168 Orang Dalam Risiko (ODR). Padahal 18 Maret lalu jumlah PDP hanya 2 orang, 4 ODP, serta 39 ODR.
Oleh sebab itu, kata Aqib, Gagas Millenial mendesak Pemkab Mojokerto agar segera menggelar rapid test secara masif. Rapid test itu untuk mempercepat deteksi terhadap warga Kabupaten Mojokerto yang dicurigai terjangkit COVID-19. Sehingga penularan virus corona bisa cepat dicegah.
"Pemkab Mojokerto kami minta segera melakukan rapid test secara masif dan tersistematis secara door to door sehingga ada early warning system (sistem peringatan dini) bagi masyarakat," terangnya.
Dikonfirmasi terkait desakan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr Sujatmiko mengaku sedang memproses pengadaan 4.000 alat rapid test. Menurut dia, belanja ribuan rapid test itu menggunakan dana APBD tahun anggaran 2020.
"Nantinya rapid test ada skala prioritas. Salah satunya terhadap para ODP, PDP dan petugas medis yang kontak dengan pasien. Rapid test sebagai saringan awal," jelasnya.
Dr Sujatmiko menambahkan, rapid test tidak bisa mendeteksi seseorang terinfeksi virus corona secara spesifik. Sehingga orang-orang yang dicurigai terjangkit virus saat rapid test akan menjalani tes swab untuk memastikan positif corona atau tidak.
"Kami juga akan membeli peralatan untuk tes swab. Alat akan kami pasang di Labkesda milik kami. Sehingga tes swab tidak perlu lagi ke Surabaya," tandasnya. (iwd/iwd)