Wadir Pelayanan dan Penunjang RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar, dr Herya Putra mengatakan hasil tes swab print out sampai saat ini belum mereka terima. Dengan alasan ada kendala dalam pencetakan dan pengiriman dari provinsi. Namun pihaknya sudah mendapat konfirmasi melalui telepon dan menyimpulkan kasus 1 boleh pulang.
"Kondisi kasus 1 sangat baik, tanpa keluhan. Masa isolasinya sudah lewat 14 hari. Kalau menunggu print out hasil swab dikirim dan sampai kami terima, terlalu lama. Kasihan pasien yang diisolasi. Konfirmasi kami by phone, hasil swab-nya negatif, sehingga kami izinkan pulang," jawab Herya dalam pesan di WhatsApp yang diterima detikcom, Rabu (1/4/2020).
Herya menilai lamanya penerimaan print out hasil swab oleh Pemprov menyulitkan tim medis menjelaskan kepada pasien yang minta keluar dari ruang isolasi. Apalagi jika kondisi mereka sudah tidak ada keluhan sama sekali. Sementara itu, pihak rumah sakit belum memegang bukti dokumen penyertanya.
Rapid test, lanjutnya, tidak bisa menjadi dasar diagnosis saat ini. Namun hanya untuk dasar screening yang nantinya perlu swab test. Karena rapid test melihat adanya IgG dan IgM tubuh terhadap virus, bisa false negative juga.
IgM mengacu pada antibodi yang dihasilkan segera setelah terpapar penyakit, sedangkan IgG mengacu pada respons nanti. IgG umumnya memberikan kekebalan terhadap pasien hanya terhadap penyakit tertentu yang spesifik.
"Rapid test ini diklaim spesifik infeksi virus. Tapi bisa false positive dengan dengue dan influenza," imbuhnya.
Keterangan serupa disampaikan Jubir Gugus Tugas COVID-19 Pemkab Blitar Krisna Yekti. Pasien PDP asal Kecamatan Srengat sudah diizinkan pulang oleh RSUD Mardi Waluyo, tempatnya diisolasi selama ini.
Hasil lab dan tes swab sampai saat ini belum keluar. Pihaknya menunggu rilis dari pusat. Karena kondisi kasus 1 warga Kecamatan Srengat sudah sehat, pihak rumah sakit mengizinkan pulang. Tapi harus tetap isolasi mandiri di rumah.
Baca juga: Stok Darah PMI Blitar Menipis, Yuk Donor |
"Tidak hanya rumah sakit, tapi kami juga bingung selalu menanyakan bagaimana hasil swab-nya setelah rilis provinsi. Kan sama-sama masuk rumah sakit, PDP yang satu sudah keluar, dua lainnya belum. Tapi jawabnya harus menunggu, karena provinsi juga menunggu hasil konfirmasi dari pusat," jawab Krisna.
Krisna menambahkan, tes swab pertama menunjukkan hasil negatif. Namun rumah sakit dan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 masih menunggu hasil tes swab kedua untuk meyakinkan apakah pasien benar-benar aman untuk dipulangkan.
"Tes swab pertama hasilnya negatif. Tapi untuk lebih akurat, kan harus menunggu hasil tes swab kedua. Sementara kondisi pasien sudah sangat baik. Ini yang membuat kami bingung karena banyak yang butuh rumah sakit sekarang," pungkasnya.
Di RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar, kasus 1 dan 2 merupakan pasien dari klaster Asrama Haji Sukolilo. Kasus pertama adalah dokter wanita, warga Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Pasien merupakan petugas pendamping calon haji 2020 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Sedangkan kasus kedua yang dinyatakan positif adalah lelaki warga Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar. Pasien merupakan petugas pendamping calon haji 2020 dari Kemenag Kabupaten Blitar.
Cegah Penyebaran Corona, Pemerintah Rilis Aplikasi 10 Rumah Aman:
(iwd/iwd)