Sampai saat ini 4 PDP itu masih dirawat di ruang isolasi RSUD Prof Dr Soekandar di Kecamatan Mojosari. Yaitu buruh pabrik pria berusia 27 tahun, mahasiswi 22 tahun, anak laki-laki usia 4 tahun, serta seorang pria berusia 52 tahun. Mereka mulai dirawat sejak Selasa (17/3) dan Rabu (18/3).
Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 RSUD Prof Dr Soekandar dr Gigih Setijawan mengatakan, sampel swab dibawa ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya. Namun sampai hari ini hasil tes swab keempat PDP tak kunjung keluar.
"Tadi pagi staf diutus ke Surabaya belum ada hasil. Sudah kami laporkan ke dr Djalu (Direktur RSUD Prof Dr Soekandar) kalau hasilnya belum ada," kata dr Gigih saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (24/3/2020).
Tak kunjung keluarnya hasil tes swab, kata dr Gigih, karena banyaknya sampel atau spesimen yang harus diteliti dari seluruh daerah di Jatim. Sementara hanya ada dua laboratorium yang menguji sampel swab. Yaitu ITD Unair dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya.
"Alasannya karena banyaknya sampel yang harus dikerjakan, kan seluruh Jatim. Namun, biarkan mereka bekerja. Pasien harus bersabar karena kalau tergesa-gesa nanti hasilnya malah positif menjadi negatif, negatif menjadi positif," terangnya.
Di lain sisi, lanjut dr Gigih, keempat PDP ingin segera pulang. Selain kondisinya sudah membaik, mereka juga merasakan kejenuhan sepekan berada di ruang isolasi.
"Kondisinya sudah membaik semua. Tidak ada keluhan. Semuanya minta pulang karena sudah jenuh," ungkapnya.
Namun selama hasil tes swab belum keluar, dr Gigih menegaskan keempat PDP tidak diizinkan keluar dari ruang isolasi. "Secara aturan keluar rumah sakit harus menunggu hasil swab. Sesuai alur dari Kementerian Kesehatan," tandasnya.
Sebelumnya RSUD Prof Dr Soekandar juga merawat 2 PDP. Yakni WNA India yang masuk pada Rabu (4/3) dan seorang pria berusa 55 tahun yang datang pada Selasa (10/3). Kedua PDP itu diizinkan pulang setelah dipastikan negatif corona. (fat/fat)