Rektor ITTS Dr. Tri Arief Sardjono, ST., MT menyampaikan, jika sterilization chamber akan menyemprotkan uap disinfektan dari bawah. Lalu orang yang di dalam bilik sterilisasi itu diminta berputar beberapa saat untuk nantinya membunuh virus.
"Cairan itu diubah jadi uap, lalu masuk chamber. Sehingga orang yang masuk kena disinfektan beberapa saat bisa lebih bersih," kata Arief di ITTS Jalan Ketintang, Jumat (20/3/2020).
Jika orang masuk di bilik sterilisasi, lanjut dia, akan mendapat kelebihan proteksi untuk seluruh tubuh. Jadi lebih dari hanya cuci tangan atau menggunakan hand sanitizer saja.
"Dengan begitu, orang yang masuk chamber kecil kemungkinan untuk penyebaran virus. Bahkan virus dapat mengecil setelah keluar dari ruang sterilisasi," jelasnya.
Bilik sterilisasi ini dibuat dalam waktu sehari. Selanjutnya akan dilakukan uji coba oleh Pemkot Surabaya, Dinkes Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) dan Tropical Disease Center (TDC) Unair.
"Pengujian bareng-bareng. Setelah mendapat arahan dari Bu Wali (Risma) akan diuji dengan Dinkes, ITS, dan temen-temen dari TDC unair," ujarnya.
Pesanan bilik sterilisasi pesanan Risma ini, Arief mengaku tak tahu nantinya akan dipasang dimana. "Tapi diberi arahan agar cepat direalisasikan," katanya.
"Ini hari ketiga setelah dibawa ke kediaman. Semalam dikerjakan kemarin kita kebut lagi hari ini siap kita kirim ke kediaman," pungkasnya. (iwd/iwd)