Gatot Ajak Makmurkan Masjid di Tengah Corona, PBNU Ingatkan Hadis soal Lockdown

Gatot Ajak Makmurkan Masjid di Tengah Corona, PBNU Ingatkan Hadis soal Lockdown

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Kamis, 19 Mar 2020 09:11 WIB
Marsudi Syuhud
Marsudi Syuhud (Foto: dikhy sasra)
Jakarta -

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ikut berkomentar terkait seruan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo untuk memakmurkan masjid dan salat berjemaah di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). PBNU mengingatkan hadis tentang lockdown saat wabah di zaman Rasulullah SAW.

"Jadi begini satu MUI juga sudah mempunyai fatwa tentu pasti ada landasannya, landasan bagaimana orang bisa dibolehkan, boleh itu ya namanya oleh bukan wajib. 15 abad yang lalu, Rasulullah telah menyampaikan iza sami'tum biththoun, kalau anda mendengar ada wabah. Bi ardin di satu area di satu tempat di satu tanah di situ, fala tadkhuluha, maka janganlah engkau memasukinya. Wa iza waqoa biardin, ketika terjadi wabah itu di satu tempat wa antum biha, dan anda di tempat itu, fala takhruju minha, maka janglah engkau keluar dari tempat itu, itu artinya totally lockdown," kata Ketua PBNU Marsudi Syuhud saat dihubungi, Kamis (19/3/2020).

Marsudi mencontohkan Arab Saudi yang langsung menutup sementara akses ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi saat virus Corona mewabah. Marsudi mengatakan larangan untuk berkumpul itu semata-mata untuk mencegah penyebaran virus semakin luas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Maka Saudi melakukan keras juga dari awal, sudah, kemudian ketika terjadi sekarang sudah masuk ke Indonesia yang kemudian MUI itu melakukan membuat sebuah fatwa padahal salat Jumat atau jamaah Jumat ya sebagian kewajiban umat Islam, jamaah sunnah di masjid. Sesungguhnya intinya inti di persoalan kumpulnya. Persoalan kumpulnya yang menyebarkan virus kalau di dalam kumpulan itu ada satu orang yang menjadi super spreader itu satu orang jadi super spreader itu akan mempengaruhi bisa ribuan orang," ujar dia.

Dalam Islam, menurut Marsudi, menjaga jiwa merupakan tujuan paling besar syariat. Marsudi juga mengingatkan kaidah usul soal mitigasi risiko harus didahulukan daripada mengupayakan kemaslahatan.

"Khauf ala nafsihi artinya adalah khifzun nafs. Khifzun nafs menjaga jiwa, menjaga jiwa itu adalah a'zomi maqosidi syariah, menjaga jiwa paling besarnya tujuan syariah. Karena kalau mati sudah mati kan jadi menjaga tujuan syariah itu adalah khifzun nufus wa himayatiha, menjaga ngreksa jiwa itu. Maka kiai ulama zaman dulu itu mempunyai patokan yang mudah diingat, patokannya begini darul mafasid muqodam ala jalbi masalih, memitigasi risiko menolak sebuah sebuah risiko harus didahulukan," ujar dia.

Sebelumnya, Gatot Nurmantyo menggaungkan gerakan memakmurkan masjid dan salat berjemaah di tengah meningkatnya wabah virus Corona di Indonesia. Dia mengajak umat Islam meminta pertolongan kepada Allah.

Pernyataan tersebut disampaikan Gatot lewat akun Instagram-nya @nurmantyo_gatot seperti dilihat detikcom, Rabu (18/3). Akun ini bercentang biru atau verified alias terverifikasi sebagai akun resmi. detikcom juga telah mengkonfirmasi langsung kepada Gatot dan mendapat persetujuan untuk mengutip pernyataannya tersebut.

"Sepertinya ada yang keliru..?? Di negeri asalnya covid-19-cina, yg penganut paham komunis dan sebagian besar tdk beragama beramai-ramai mendatangi Masjid dan Belajar Berwudhu hingga mengikuti Sholat Berjamaah," tulis Gatot.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads