Otoritas Italia yang sedang memberlakukan lockdown secara nasional, memutuskan untuk menutup seluruh toko di wilayahnya kecuali apotek dan toko makanan. Keputusan ini diambil seiring bertambahnya jumlah kasus virus Corona di Italia yang kini melebihi 12 ribu orang dengan korban meninggal melampaui 800 orang.
Seperti dilansir AFP, Kamis (12/3/2020), Perdana Menteri (PM) Italia, Giuseppe Conte, mengumumkan langkah terbaru ini setelah memberlakukan lockdown atau karantina terhadap seluruh wilayahnya yang berpenduduk 60 juta orang sejak awal pekan ini.
Dalam pengumuman terbaru yang disampaikan Rabu (11/3) waktu setempat, PM Conte menyebut keputusan untuk menutup nyaris seluruh toko di wilayah Italia ini akan berlangsung sedikitnya selama dua pekan ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seluruh toko akan ditutup, kecuali untuk kebutuhan dasar, seperti apotek dan toko makanan," ucap PM Conte.
"Bar, pub, restoran, layanan penata rambut (salon) dan kantin akan ditutup. Pengantaran ke rumah diperbolehkan," imbuhnya. "Tidak perlu bergegas untuk membeli bahan makanan," tegas PM Conte dalam pernyataannya.
Warga Italia tengah mengalami pembatasan yang ketat yang perlahan menggerogoti kehidupan sehari-hari mereka. Larangan keras terhadap digelarnya pertemuan umum dan aktivitas perjalanan berdampak pada kosongnya jalanan setempat.
"Terima kasih kepada seluruh warga Italia yang melakukan pengorbanan. Kita membuktikan diri sebagai bangsa yang hebat," ujar PM Conte.
Sejauh ini terkonfirmasi 12.462 kasus virus Corona di wilayah Italia, dengan 827 orang meninggal dunia. Nyaris 60 persen dari total jumlah korban meninggal di luar China daratan, ada di wilayah Italia.
Pemerintah Italia awalnya merespons wabah virus Corona dengan mengkarantina 50 ribu orang di sedikitnya 11 desa setempat yang terdampak virus Corona paling parah. Langkah itu diikuti dengan memberlakukan lockdown atau mengisolasi wilayah Lombardy, yang menjadi pusat penyebaran virus Corona di Italia.
Pada Selasa (10/3) waktu setempat, langkah isolasi atau lockdown diperluas ke seluruh wilayah Italia. Langkah tegas ini menjadikan Italia sebagai negara kedua setelah China yang memberlakukan lockdown terhadap wilayahnya untuk mencegah penyebaran wabah virus Corona.
Jalanan ibu kota Roma tampak senyap pada Rabu (11/3) malam waktu setempat. Bus-bus yang biasanya dipenuhi orang-orang nyaris kosong. Para turis menghilang dari area-area pusat keramaian di Italia. Beberapa Katedral memasang pesan tulisan tangan yang mengumumkan pembatalan misa. Kafe-kafe meminta maaf karena harus mengusir para pelanggan mereka.
Orang-orang diminta untuk menjaga jarak aman setidaknya 1 meter satu sama lain dan disarankan tidak berjabat tangan. Warga Italia mendapati diri mereka mulai berbicara dengan jarak cukup jauh dan terkadang menertawakan aturan baru ini.
Sejumlah fotografer AFP melihat para petugas sanitasi yang berpakaian pelindung dan bermasker menyemprotkan disinfektan ke area Alun-alun Saint Mark di Florence. "Saya tidak mengenali Roma sekarang," tutus Muscovite Yekaterina (30) yang mengunjungi Air Mancur Trevi di jantung kota Roma.