Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengimbau generasi muda untuk meningkatkan eksistensi dengan mengasah berbagai keterampilan. Tujuannya, agar para pemuda sudah siap dalam meyongsong bonus demografi Indonesia di tahun 2020-2035.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama 2020-2035 Indonesia akan menuai bonus demografi, di mana jumlah warga negara berusia produktif lebih tinggi dari usia tidak produktif. Kondisi demikian bisa memberikan kemajuan di berbagai sektor kehidupan, khususnya sektor ekonomi dan sosial. Namun, bonus demografi juga akan meningkatkan persaingan dalam dunia profesional.
"Jika anak mudanya kreatif, inovatif, dan kompetitif, Indonesia pasti semakin maju, sebaliknya jika anak mudanya keleleran dan menyalahgunakan narkoba maka Indonesia kehilangan satu generasi untuk mencapai puncaknya," kata Hendi, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis, Senin (9/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menghadapi bonus demografi, generasi muda harus memiliki daya saing tinggi agar bisa diterima dalam industri. Karena itu, mereka harus memupuk keahlian sejak dini.
Hendi juga mengingatkan para pemuda untuk membangun relasi yang kuat lewat organisasi. Hal itu akan membantu saat masuk ke dunia profesional.
"Jadikan masa muda untuk investasi nama. Yaitu menjadi pribadi yang bisa diandalkan dan bertanggung jawab, salah satunya dengan aktif berorganisasi. Bangun relasi, kembangkan potensi, dan jadilah pemuda yang peduli. Artinya, dalam dunia akademis dia pintar dan memanfaatkan kepintarannya bagi lingkungan sekitarnya," sebut Hendi.
Hendi turut menyampaikan sistem pendidikan di Indonesia kini telah bertransformasi guna menyiapkan lulusan yang siap kerja. Bahkan, kurikulum SMK berorientasi pada demand base, bukan lagu supply base untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri.
"Persaingan sesungguhnya adalah di dunia kerja sedangkan lulusan SMK adalah lulusan yang siap kerja," katanya.
Ketatnya persaingan dunia kerja yang mengedepankan keahlian sesuai bidang membuka kesempatan semua orang untuk mengadu kompetensi. Dengan begitu, tidak ada lagi kesenjangan antara pria dan wanita.
"Seperti Wakil Wali kota Semarang yang dijabat oleh seorang wanita, juga beberapa kepala dinas di Pemerintah Kota Semarang, dan anggota dewan," pungkasnya.
(akn/ega)