Jalur pedestrian Sudirman yang menjadi destinasi wisata andalan di Kota Palembang kini semrawut dan dipenuhi pedagang kaki lima (PKL) liar tanpa izin. Dinas Pariwisata pun angkat bicara.
"Saya akui itu sekarang sudah semrawut. Bukan karena dari berita hari ini saja, tapi sudah lama itu kita pantau dan berulang kali mau ditertibkan," ujar Kepala Dinas Pariwisata Palembang Isnaini Madani kepada detikcom, Minggu (8/3/2020).
Namun, lanjut Madani, penertiban tidak dapat maksimal karena PKL di sekitar semakin menjamur. Bahkan petugas di lapangan pun kerap diancam oleh para preman dan PKL liar.
![]() |
"Di mana ada gula, di situ ada semut, dan begitulah pedestrian Sudirman saat ini. Saya juga prihatin dan sudah koordinasi dengan dinas terkait agar ini ditertibkan," kata Isnaini.
Diakui Isnaini, keberadaan PKL di jalur pedestrian membuat wisatawan mulai terganggu. Sebab, banyak PKL berjualan di area terlarang yang seharusnya untuk atraksi dan komunitas.
Tidak hanya itu, trotoar yang sudah dipercantik pun kini mulai terlihat jorok dan tidak terurus karena ulah PKL. Tentu hal ini menjadikan salah satu destinasi di Kota Pempek sebagai wisata terintegrasi jadi buruk.
"Jelas, dulu saat kami bentuk, saat Asian Games itu tertata rapi. Ada kita sediakan khusus kuliner, khusus untuk komunitas, atraksi, area parkir, dan sebagainya, tapi sekarang semrawut. Ini tugas bersama," kata Isnaini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat kondisi itu, Isnaini meminta dinas terkait bergerak sehingga destinasi wisata andalan itu tetap jadi primadona masyarakat dan wisatawan yang datang.
"Harus ditertibkan, apalagi itu sudah jadi salah satu destinasi wisata andalan kita. PKL liar itu tidak boleh berjualan di sana, sudah ada pedagang yang kita bina agar itu benar-benar tertata," tegas Isnaini.
Diketahui, Pedestrian Sudirman telah diresmikan Walikota, Harnojoyo menjelang Asian Games 2018. Destinasi yang khusus dibuka malam hari dari ini telah menjadi kebanggaan masyarakat.
Area trotoar dipasangi granit agar terlihat bersih dan cantik. Namun semuanya kini sudah mulai sirna akibat menjamurnya PKL.
Tidak tanggung-tanggung, ratusan PKL bahkan tekah berjualan di area terlarang. Sebut saja trotoar dan jalan raya yang ditutup khusus saat malam hari tersebut.
Keberadaan PKL di tengah trotoar dan jalan dinilai sangat membahayakan bagi wisatawan. Bagaimana tidak, ada PKL yang menggoreng dan memasak di tengah keramaian dan padatnya kawasan tersebut.