Bermula dari China, virus corona mewabah ke berbagai belahan dunia. Namun sejumlah negara dinilai menganggap enteng penyebaran virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 itu.
Setidaknya hingga Jumat (6/3), seperti dilansir Channel News Asia dan CNN, secara total sudah 97.852 orang yang dilaporkan terinfeksi virus corona secara global. Jumlah itu tersebar di lebih dari 80 negara dan wilayah. Jumlah korban meninggal akibat virus corona pun bertambah melebihi 3.300 orang.
Jumlah kasus terbanyak ada di wilayah China daratan, yang menurut kantor berita Xinhua News Agency, sejauh ini mencapai 80.552 kasus. Otoritas kesehatan China melaporkan 143 kasus baru pada Jumat (6/3) waktu setempat. Sekitar 126 kasus di antaranya ada di Provinsi Hubei yang menjadi pusat wabah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar China daratan, dilaporkan ada 17.300 kasus yang tersebar di sedikitnya 86 negara dan wilayah. Korea Selatan (Korsel) menjadi negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak setelah China. Saat ini sudah 6.284 kasus virus corona terkonfirmasi di Korsel. Di bawah Korea Selatan, ada Italia dengan 3.858 kasus dan Iran dengan 3.513 kasus.
Informasi teranyar yang cukup mengagetkan yaitu sebaran virus di Palestina. Otoritas Palestina mengonfirmasi tujuh kasus virus corona di Tepi Barat. Presiden Mahmoud Abbas pun menetapkan masa darurat selama 30 hari terkait kemunculan wabah virus corona ini.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Jumat (6/3/2020), Kementerian Kesehatan Palestina, pada Kamis (5/3) waktu setempat, mengonfirmasi tujuh kasus virus corona di wilayah Bethlehem, Tepi Barat, Yerusalem sebelah selatan. Tujuh pasien virus corona di Bethlehem ini semuanya warga Palestina.
"Mereka sekarang sedang dirawat dalam karantina," demikian pernyataan Menteri Kesehatan Palestina, Mai al-Kaila.
Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa kasus-kasus virus corona itu pertama kali terdeteksi di sebuah hotel di area Bethlehem. Mereka yang terinfeksi virus corona merupakan pegawai hotel setempat.
Bahkan, ada pula informasi mengenai Penasihat Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Hossein Sheikholeslam, yang meninggal dunia karena terinfeksi virus corona. Iran saat ini tengah berjuang keras untuk mengendalikan penyebaran virus corona, yang sejauh ini telah menginfeksi 3.513 orang dan menewaskan setidaknya 107 orang di negeri itu. Sebanyak enam orang di antara korban meninggal itu adalah politisi ataupun pejabat pemerintah.
"Hossein Sheikholeslam, seorang diplomat veteran dan revolusioner meninggal pada Kamis (5/3) malam," demikian dilaporkan kantor berita resmi Iran, IRNA dan dilansir AFP, Jumat (6/3/2020).
Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan negara-negara di dunia untuk menghadapi krisis corona dengan lebih serius. Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan banyak negara yang tidak mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memerangi penyebaran wabah yang mematikan ini.
Tedros menyebut dirinya prihatin karena banyak negara yang tidak menunjukkan "tingkat komitmen politik" yang diperlukan untuk "menyamai tingkat ancaman yang kita semua hadapi."
"Ini bukan latihan," ujarnya kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (6/3/2020).
"Epidemi ini merupakan ancaman bagi setiap negara, kaya atau miskin," imbuhnya.
Dia menyesalkan bahwa sejumlah negara tampaknya tidak menganggap ancaman itu cukup serius, dengan banyak yang menyerahkan penanganan krisis ke Kementerian Kesehatan mereka.
Pendekatan itu "salah", kata Tedros seraya menekankan bahwa wabah ini mempengaruhi semua lapisan masyarakat dan menyerukan "seluruh pendekatan pemerintah."