Mendikbud-Menkominfo Dinilai Tak Maksimal Sosialisasikan Penanganan Corona

Mendikbud-Menkominfo Dinilai Tak Maksimal Sosialisasikan Penanganan Corona

Mochamad Zhacky - detikNews
Jumat, 06 Mar 2020 13:00 WIB
Menkominfo Johnny G Plate mengkoreksi program Merdeka Sinyal 2020. Ia menghapus angka 2020 dari program yang telah dicanangkan di era Menkominfo Rudiantara.
Menkominfo Johnny G Plate (Foto: Lamhot Aritonang)
Jakarta -

Kinerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, serta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dianggap belum maksimal dalam menyosialisasikan penanganan virus Corona ke masyarakat. Dari ketiga menteri itu, Menkominfo dianggap yang paling tidak siap menghadapi penyebaran virus Corona.

"Yang tidak kalah penting lainnya adalah kesiapan menteri-menteri lainnya. Menteri Pendidikan, misalnya. Mana informasi kepada orang tua murid, kepada siswa, kepada guru tentang bagaimana menanggulangi Corona ini. Menteri Perhubungan untuk transportasi umum, bagaimana penanggulangannya," kata pengamat politik Hendri Satrio kepada wartawan, Jumat (6/3/2020).

"Yang paling parah Menkominfo menurut saya. Infrastruktur komunikasinya paling lengkap, tapi tidak dilakukan. Saya belum pernah nonton tuh iklan sosialisasi penanggulangan Corona," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) merilis hasil survei terkait persepsi masyarakat mengenai wabah virus Corona kemarin. Hasilnya, kebanyakan publik percaya kepada pemerintah dalam mengatasi virus tersebut.

Menurut Hendri, pemerintah harus memanfaatkan hasil survei tersebut. Sosialisasi terkait penanganan virus Corona, sebut dia, menjadi hal terpenting.

ADVERTISEMENT

"Yang paling penting adalah memberikan edukasi kepada publik Indonesia bagaimana menghadapi Corona. Apa saja gejalanya, kemudian harus dibawa ke mana kalau kemudian ada sanak saudara yang mengalami gejala seperti itu, kemudian rumah sakitnya yang 130-an itu mana aja. Bisa nggak puskesmas menangani itu. Apakah BPJS juga bisa membiayai pasien Corona berobat. Jadi komunikasi publik itu bisa diperbaiki," papar Hendri.

Pengamat politik Hendri SatrioPengamat politik Hendri Satrio Foto: Ari Saputra

Hendri meminta pemerintah jangan hanya mengimbau masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi virus Corona. Dia mengingatkan bahwa pemerintah juga harus menyiapkan segala sesuatu, seperti misalnya prosedur penanganan yang baku, yang berlaku untuk semua pihak.

"Jadi jangan hanya mengimbau masyarakat supaya tidak panik, tetapi juga bagaimana menteri-menteri Pak Jokowi berusaha bahu-membahu membantu menjadi sebuah isu yang harus segera bisa ditanggulangi. Jangan kemudian diulangi kesalahan yang dilakukan delay pencegahan itu," jelasnya.

Sebelumnya, hasil survei yang menyatakan publik percaya pemerintah bisa mengatasi penyebaran virus Corona dipaparkan oleh Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo ketika menjadi narasumber di acara 'Diskusi Publik Corona: Ujian Kebersamaan Bagi Indonesia'. Acara diselenggarakan di Aula Nurcholis Madjid Universitas Paramadina, Jalan Gatot Subroto, Mampang Jakarta Selatan, Kamis (5/3).

Kunto menjelaskan jika waktu survei dilakukan pada tanggal 3-4 Maret 2020. Jumlah responden dalam survei berjumlah 483 orang. Metode yang digunakan adalah wawancara telepon. Margin of error survei sebesar 4,46%.

Responden ditanya beberapa hal terkait isu Corona, mulai dari pengetahuan dan persepsi virus Corona, kecukupan informasi, hingga kepercayaan terhadap pemerintah dalam menangani wabah virus Corona.

Untuk pertanyaan terkait kepercayaan terhadap pemerintah dalam menangani virus Corona, hasil survei KedaiKOPI menunjukkan jika sebesar 66,6% masyarakat Indonesia meyakini pemerintah mampu menghadapi virus corona. Hal itu berbanding terbalik dengan hanya 33,4% masyarakat yang masih pesimis dengan kemampuan pemerintah.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads