Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Yudian Wahyudi menyampaikan akan puasa bicara di hadapan media. Yudian berencana untuk belajar bicara sesuai nasihat komisi II DPR RI.
"Saya harus belajar dulu, harus pakai humas harus pakai draft, ini demi kebaikan yang lebih baik. Jadi mohon maaf ini (tidak memberi keterangan)," ucap Yudian saat ditemui wartawan di Kampus UIN Sunan Kalijaga, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Sabtu (29/2/2020).
Menyoal apakah selanjutnya dia akan puasa bicara kepada awak media, Yudian pun mengamininya. "Iya (puasa bicara)," jawab Yudian sembari disambut gelak tawa awak media.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudian memperkirakan puasa bicaranya ini bakal berlangsung selama setahun. Ini dilakukan untuk belajar mengamati situasi kondisi sebelum memberikan pernyataan kepada publik.
"Ya kira-kira setahun lah saya belajar dulu. Intinya saya harus belajar dulu, mengamati dulu. Nanti rencananya kalau ada gini (doorstop) harus pakai draft, agar saya katakanlah tidak mudah terpeleset lah. Ini demi kebaikan Republik," ujar Yudian.
Yudian menyebut peringatan dari anggota Komisi II F-PDIP Johan Budi pada Selasa (18/2) lalu sebagai nasihat. Dia lantas menganalogikan apa yang dia lakukan sebagai ma'ruf nahi munkar.
"Kalau dalam Islam artinya amar ma'ruf, amar ma'ruf itu DPR memerintahkan kepada saya untuk melakukan yang baik-baik, apa? Kalau di depan publik pakai draft, pakai humas, kaya gitu. Jadi subjektivitas saya tidak terlalu menonjol," katanya.
"Yang dibilang munkar tadi, kepleset tadi kan munkar dalam arti yang luas. Ya, saya terima sebagai nasihat," lanjut Yudian.