Diminta Tak Bicara Lagi di Media, Kepala BPIP Bakal Bentuk Humas

Diminta Tak Bicara Lagi di Media, Kepala BPIP Bakal Bentuk Humas

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Selasa, 18 Feb 2020 20:02 WIB
Rapat tersebut beragendakan mengenai program kerja BPIP tahun 2020. Selain itu, dalam rapat juga akan membahas isu-isu terkini.
Foto: Yudian Wahyudi (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta -

Anggota Komisi II DPR mengingatkan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi untuk berhati-hati dalam membuat pernyataan. Yudian bahkan diminta tidak lagi membuat pernyataan di media.

Hal itu mengemuka dalam rapat kerja BPIP dengan Komisi II, di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020). Anggota Komisi II F-PDIP Johan Budi meminta Yudian fokus pada tugasnya sebagai Kepala BPIP dan tidak memberi pernyataan ke media. Johan bicara dalam konteks membahas kontroversi pernyataan Yudian soal hubungan agama dan Pancasila.

"Karena itu lebih baik Bapak menyerahkan statement dan lain sebagainya itu kepada, mungkin ada humasnya ya, ada juru bicaralah, Pak. Bapak lebih fokus kepada tugas sebagai kepala BPIP saja, yang memberi laporan kepada Presiden, karena mandatnya adalah itu," kata Johan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini saya lihat ada Romo Benny (Stafsus Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo) yang juga biasa bicara dengan media. Mungkin bisa menugaskan Romo Benny atau Deputi daripada nganggur, nggak ada kerjaan," imbuhnya.

Yudian pun merespons usulan tersebut. Ia mengatakan akan menjalankan saran dari anggota Komisi II.

ADVERTISEMENT

"Jadi saya sebagai Kepala BPIP harus membuka telinga saya, mengambil mana yang baik, termasuk saran Bapak Ibu. Misalnya fokus kerja, jangan banyak omong terus, ada jubir misalnya. Itu prinsipnya kami sangat terima kasih karena diingatkan di awal," ujar Yudian.

Simak Video "Blak-blakan Kepala BPIP: Jihad Pertahankan NKRI"

Yudian mengatakan pihaknya akan membentuk Humas BPIP untuk menyaring pernyataan-pernyataan yang akan diberikan ke media. Ia juga berjanji akan mengurangi penjelasan-penjelasan akademis dalam rapat seperti yang biasa dilakukannya saat menjalani profesi sebagai rektor.

"Saya akan membentuk humas, saya mulai menahan diri, kalau ada press release akan diedit dulu oleh tim. Untuk yang lain-lain, program kerja, monggo. Jadi nanti insyaallah seperti yang saya sampaikan, saya sudah mulai tidak bicara di depan publik seperti saran pada umumnya hari ini," ungkapnya.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu meminta maaf jika penjelasannya masih banyak menggunakan gaya akademisi. Ia pun menegaskan tidak akan lagi membuat pernyataan di media.

"Tapi saya berjanji ke depan akan pakai humas. Kalau toh harus itu, pakai yang namanya diedit dulu, ditulis, didraf, baru kita serahkan. Jadi pribadi saya sudah tidak lagi akan di depan lembaga. Ini saya sampaikan dengan tegas, saya terima kasih sekali," ucap Yudian.

"Sudah disampaikan Bapak tadi supaya disetop, ya saya berjanji ini. Jadi tidak akan ada lagi nanti kontroversi saya sebagai pribadi, yang itu atas nama BPIP. Mungkin kalau saya nguji disertasi itu terbatas di ruang, insyaallah seperti itu," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(azr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads