Oknum TNI Diduga Rusak Polsek di Taput, Pangdam Pastikan Ada Sanksi

Oknum TNI Diduga Rusak Polsek di Taput, Pangdam Pastikan Ada Sanksi

Datuk Haris Molana - detikNews
Jumat, 28 Feb 2020 17:56 WIB
Pangdam Bukit Barisan Mayjen Sabrar Fadhilah dan Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin (Datuk Haris Molana/detikcom)
Pangdam Bukit Barisan Mayjen Sabrar Fadhilah dan Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin (Datuk Haris Molana/detikcom)
Jakarta -

Keributan yang terjadi antara oknum TNI dan polisi di Tapanuli Utara (Taput) berujung perusakan kantor Polsek Pahae Julu. Pangdam Bukit Barisan Mayjen MS Fadhilah memastikan anggotanya yang terlibat perusakan bakal dijatuhi sanksi.

"Jelas. Tadi saya sudah sampaikan bahwa proses sedang berlanjut. Berikan waktu karena kan ini tidak bisa cepat-cepat supaya tepat. Tapi saya yakini bahwa yang salah pasti akan kita tindak tegas," kata Fadhilah di Kodam I Bukit Barisan, Medan, Jumat (28/2/2020).

Dia mengatakan perusakan Polsek Pahae Julu itu berawal dari salah paham anggota Kompi A yang hadir di Batalyon 123. Menurutnya, anggota Kompi A tersebut mengambil jalur lawan arah saat ada kemacetan akibat truk terguling.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anggota kita ini kelihatannya, karena buru-buru, mengambil jalur pintas dengan melawan arah. Inilah yang menyebabkan kesalahpahaman dan berakibat berefek pada hal tersebut," ujarnya.

Fadhilah menyebut ada pihak yang menjadi korban penganiayaan saat keributan terjadi. Namun dia tak menjelaskan berapa orang dan identitas korban.

ADVERTISEMENT

"Saya sudah suruh anggota yang melakukan itu, menjumpai korban penganiayaan untuk menyampaikan permohonan maaf. Termasuk polsek yang rusak segara untuk diperbaiki," tuturnya.

Fadhilah mengaku menyesalkan kejadian tersebut dan meminta maaf kepada kepolisian serta masyarakat. Dia menyatakan proses penyelidikan siapa yang terlibat keributan ini masih berlangsung.

"Saya sangat menyesali dengan kejadian ini. Saya selaku Pangdam memohon maaf tidak hanya kepada Polda, tapi juga kepada semua masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Kapolda Sumatera Utara Irjen Martuani Sormin mengatakan keributan yang terjadi dipicu salah paham. Dia menduga anggota TNI yang ingin kembali ke markas karena macet mengira kemacetan disebabkan razia, padahal ada truk terguling.

"Ini hanya kesalahpahaman. Kemacetan ini mereka tidak tahu. Bisa jadi anggota kita ini, karena merasa perlu ke induk satuannya di Batalyon. Dianggap apakah razia dan lain sebagainya ternyata kan truk Fuso terguling," ujar Martuani.

Dia mengatakan kejadian serupa tak boleh terulang lagi. Martuani mengatakan dirinya dan Fadhilah bakal ke Taput mengecek lokasi kejadian.

"Tidak boleh ada hal seperti itu lagi ke depannya. Tadi malam, Danpomdam, Asintel, dari Polda Kabid Propam sudah saya kirim," ucapnya.

"Mudah-mudahan ke depan, kita bisa merajut soliditas ini antara TNI dan Polri. Baju yang kita gunakan ini hanya warnanya saja berbeda karena sesungguhnya kita bertugas untuk NKRI," lanjut Martuani.

Sebelumnya, keributan antara oknum TNI dan Polri terjadi di Taput, Kamis (27/2). Akibat keributan ini, kantor Polsek Pahae Julu mengalami kerusakan dan ada anggota Polri yang terluka.

Halaman 2 dari 2
(haf/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads