Paten! Kata tersebut tepat untuk menggambarkan kegiatan para guru dan siswa MTs Alwasliyah Tanjung Pasir, Labuhanbatu Utara, Sumut. Tak menunggu bantuan pemerintah, mereka bergerak menimbun lubang di jalanan pakai infak dari uang pribadi.
Kegiatan penimbunan jalan yang menghubungkan sejumlah desa di Tanjung Pasir ini dilakukan Rabu (26/2/2020). Kegiatan ini kemudian viral di media sosial.
Lubang di jalan itu disebut sudah ada berbulan-bulan. Besar dan dalamnya lubang kerap menyebabkan kecelakaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sudah berbulan-bulan jalannya rusak ini. Kalau dari lokasi sekolah kita sekitar 100 meter lah. Tapi memang kalau anak-anak mau sampai ke sekolah harus melewati itu susah, ada yang jatuh juga. Pernah anak kita sampai patah kakinya lewat situ. Banyak kalau lewat situ umumnya kebanyakan jatuh," ujar Kepala MTs Alwasliyah Tanjung Pasir, Ismahanini.
Dia mengatakan lubang tersebut cukup dalam dan di dasarnya terdapat batu-batu tajam. Dia menyebut lubang di jalan tersebut lebih berbahaya ketika hujan karena tertutup air.
Jalan itu, menurutnya, pernah diaspal namun rusak. Lubang yang besar juga sudah pernah ditimbun namun hanya dengan tanah yang dilakukan warga.
"Ini nggak pantas ini, bagaimana murid-murid kita. Yang berlubang saja begitu apalagi kalau hujan sedikit saja penuh. Berapa hari baru surut," ucapnya.
Ismahanini mengatakan uang yang digunakan berasal dari infak rutin siswa tiap pekan. Dia mengatakan uang itu kemudian digunakan membeli dua truk tanah untuk menimbun lubang di jalan.
"Tadi pagi masih satu truk. Satu truk lagi kita tunggu ini. Kalau udah pulang anak sekolah ya besok kita lanjutkan," tuturnya.
Para siswa, kata Ismahanini, sangat antusias untuk membantu menimbun jalan. Namun, ada juga warga yang biasa mengutip uang di jalan berlubang itu yang mendatangi sekolah dan mempertanyakan kegiatan penimbunan jalan oleh guru-siswa.
"Tadi ada juga ada masyarakat yang apa kan, datang ke sekolah. Kan kadang itu jadi ajang pencarian, pakai kotak-kotak. Jadi mereka 'loh cemana bu? kami kan sudah ada niat'. Saya bilang 'kami kan spontan'. 'Kami lah ya bu yang menimbun. Nanti kami juga minta sumbangan dari orang lewat'. Saya bilang 'jangan lah. Kami mendidik anak kami untuk peduli sama lingkungan'," ujarnya.
(haf/gbr)View this post on InstagramA post shared by Labura Labuhan Batu Labusel (@laburaku) on Feb 25, 2020 at 9:44pm PST