Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan pelatih Pramuka yang cabuli 7 siswa di Jawa Timur (Jatim) telah berlaku sadis. Kemendikbud menuturkan perlunya kepekaan dan kesadaran orang tua serta guru, untuk memahami posisi anak yang rawan jadi korban kejahatan.
"Yang jelas bahwa ini adalah kejahatan yang sangat luar biasa sadis dan menjadikan anak sebagai korban kejahatan. Oleh karena itu orang tua, dan guru, dan pengelola pendidikan untuk tetap melakukan pengawasan. Tapi yang sesungguhnya harus dibangun adalah pendidikan tentang kesadaran bahwa setiap anak-anak kita bisa menjadi korban kejahatan apapun juga," kata Plt Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud Ade Erlangga.
Hal itu dia ungkapkan di Bareskrim Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan (Jaksel), Jumat (21/2/2020). Ade hadir di Bareskrim untuk berpartisipasi dalam kegiatan rilis pengungkapan kasus ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ade menuturkan, orang tua dan guru jangan mudah percaya orang lain. Para pengasuh juga harus memiliki strategi untuk mencegah terjadinya kejahatan pada anak.
"Jadi jangan terlalu percaya dengan orang lain, jangan mudah percaya dan harus bisa melakukan langkah-langkah antisipatif ke depan," ujar Ade.
Ade menerangkan pihaknya akan melakukan koordinasi agar kasus serupa tak terjadi lagi. Dia kembali mengingatkan agar pemerintah daerah (pemda) mengimplementasikan Permendikbud 82 Tahun 2015. Agar aturan itu dapat diterapkan dalam semua satuan pendidikan.
"Jadi anak ini mesti kita pastikan bahwa mereka betul-betul kondusif untuk proses pendidikan. Jadi kalau misalnya ada indikasi gejala-gejala penyimpangan, kita akan koordinasi terus dan kita kan dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 82 kan itu kan udah jelas ya guides seperti apa yang harus dilakukan oleh sekolah," jelas Ade.
Tonton juga video Ini Guru Agama yang Cabuli Murid di Aceh: