Komnas PA Ingatkan Orang Tua Modus Baru LGBT

Komnas PA Ingatkan Orang Tua Modus Baru LGBT

Hilda Meilisa - detikNews
Kamis, 20 Feb 2020 18:13 WIB
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait (Hilda Meilisa Rinanda/detikcom)
Surabaya - Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) mengecam keras aksi kekerasan hingga pencabulan pada anak-anak. Komnas PA mengingatkan orang tua adanya modus-modus baru yang dilakukan predator anak dalam menjaring mangsa.

Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan pencabulan pada anak tak hanya mengintai korban anak perempuan. Namun juga anak lelaki di bawah umur.

Arist mencontohkan salah satu modus yang digunakan para gay dalam mencabuli anak lelaki di bawah umur dengan menjadi event organizer (EO) menggelar pesta ulang tahun bersama.

"Ada modus menggunakan-memfasilitasi ulang tahun, misalnya. Jadi saya kira ibu-ibu di Jawa Timur dan seluruh Indonesia harus hati-hati kalau ada modus seperti EO yang menyelenggarakan ulang tahun dan sebagainya, biasanya itu memperkenalkan gaya gay ini," kata Arist di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Kamis (20/2/2020).

Lalu, bagaimana modusnya? Arist memaparkan dalam pesta ini akan ada beberapa permainan. Di situ, para pemain mendapatkan tantangan dengan melakukan adegan seksual menyimpang.

"Pertama itu adalah main bola-bolaan atau katakan kena balon undian memecah 1 balon dan sebagainya. Setelah itu (mendapat tantangan) berpelukan, lalu disuruh mencium bibir, dan sebagainya. Itu adalah hal yang memperkenalkan LGBT itu," papar Arist.

"Jadi artinya secara tegas berdasarkan apa yang sudah dilakukan Polda Jatim bahwa Komnas Perlindungan Anak menentang LGBT yang melibatkan anak-anak. Sedangkan melibatkan orang dewasa saja itu adalah bagian yang merusak tatanan sosial agama dan tatanan-tatanan yang berlaku di tengah masyarakat," imbuhnya.

Selain itu, Arist meminta kepolisian terus aktif dalam membongkar kasus pencabulan pada anak-anak. Menurut Arist, hal ini bisa merusak generasi mendatang.

"Yang terjadi adalah sosialisasi memperkenalkan LGBT kepada anak-anak ini yang dibongkar oleh Polda Jatim ini saya kira sangat luar biasa karena ditawarkan kepada anak-anak yang justru merusak masa depan anak-anak kita," ungkap Arist.

Tak hanya itu, Arist juga mengingatkan orang tua agar lebih perhatian pada anak. Peristiwa pencabulan oleh anggota Ikatan Gay Tulungagung (Igata) ini seharusnya menjadi pelajaran agar tak terulang kembali.

"Saya kira ini momentum untuk kita memberikan perhatian pada anak dan saya kira ke depan yang sudah menjadi tersangka sekarang bisa menghentikan dan bisa membubarkan jaringan itu. Bahwa LGBT tidak boleh disosialisasikan, apalagi kepada anak-anak," tegasnya.

Selain itu, Arist meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) lebih selektif dalam mengamati tayangan di televisi. Jangan sampai kecolongan tayangan yang tak mendidik anak-anak.

"Karena biasanya anak-anak akan meniru, tetapi peringatan dari peristiwa ini pada semua keluarga untuk hati-hati kepada anak-anak yang sekarang kita diskusikan kepada KPI untuk seluruh tayangan reality show tidak memperkenalkan atau mengajarkan LGBT," pungkas Arist.

Simak Video "Kejagung Larang LGBT Jadi CPNS, PPP: Agar Tak Menular"

[Gambas:Video 20detik]



(hil/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.