Makam Balita Yusuf Dibongkar, Ortu Harap Autopsi Ungkap Sebab Kematian

Makam Balita Yusuf Dibongkar, Ortu Harap Autopsi Ungkap Sebab Kematian

Yovanda - detikNews
Selasa, 18 Feb 2020 19:28 WIB
Polisi membongkar makam balita Yusuf yang ditemukan tewas tanpa kepala di Samarinda (dok. istimewa)
Polisi membongkar makam balita Yusuf yang ditemukan tewas tanpa kepala di Samarinda (dok. istimewa)
Samarinda -

Polisi membongkar makam bocah Muhammad Yusuf Ghazali yang ditemukan tewas dengan jasad tidak utuh di Samarinda. Kedua orang tua balita Yusuf berharap ada fakta terungkap penyebab kematian anaknya.

Pembongkaran makam dilakukan untuk proses autopsi terhadap jasad balita Yusuf. Proses autopsi dipimpin ahli forensik dari Mabes Polri, Kombes dr Sumy Hastry, dengan pendampingan Polda Kaltim dan Polresta Samarinda.

Orang tua balita Yusuf meminta autopsi ulang jasad putranya yang telah dikebumikan sejak tiga bulan lalu. Ayah Yusuf, Bambang Sulistyo, mengatakan menaruh harapan besar pada proses autopsi itu untuk mencari kebenaran penyebab kematian anaknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya menyerahkan penuh pada tim ahli forensik untuk mencari penyebab kematian anak saya. Apakah betul karena terseret atau ada fakta yang lain," kata Bambang saat dihubungi detikcom, Selasa (18/2/2020).

Bambang dan istrinya, Melisari, sempat berbagi tugas untuk mencari bantuan hingga ke ibu kota. Bambang meminta bantuan ke Mabes Polri, sementara istrinya mendatangi pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.

ADVERTISEMENT

"Kami berbagi tugas. Saya meminta bantuan ke Mabes Polri untuk meminta autopsi ulang ini. Nantinya apapun hasilnya, akan diterima," sebut Bambang.

Bambang berharap, autopsi tersebut bisa segera memberi jawaban atas kegundahan pihak keluarga. "Ini adalah jalan yang dinilai keluarga baik. Hasilnya nanti kita jadi tahu penyebab pasti kematiannya," ungkap Bambang.

Hari ini, polisi membongkar makam balita Yusuf (4). Tulang leher Yusuf dibawa tim forensik. Pembongkaran makam cukup singkat. Kurang lebih 10 menit jenazah Yusuf sudah dikeluarkan dari makamnya dan kemudian dibawa menggunakan kantung jenazah ke meja khusus untuk diperiksa oleh ahli forensik.

Ahli forensik yang didatangkan dari Mabes Polri, Kombes dr Sumy Hastry Purwanti, langsung memeriksa dan mengambil sampel tulang leher milik Yusuf untuk dibawa ke laboratorium di Jakarta.

"Pemeriksaan berlangsung kurang lebih dua jam, ahli sudah memeriksa seluruh tubuh Yusuf dan dokter mengambil sampel tulang leher Yusuf untuk dilakukan pengecekan di laboratorium," kata Kapolresta Samarinda Kombes Arif Budiman di pemakaman muslimin di Jalan Damanhuri, Samarinda, Selasa (18/2).

"Kita tunggu saja hasilnya yah, tim ahli sudah bekerja dan beberapa sampel tulang sudah dibawa, hal ini bagus untuk memastikan penyebab kematian, kita harapkan hasilnya secepatnya kita ketahui dan kita sampaikan hasilnya," imbuhnya.

Diketahui, balita Yusuf ditemukan di parit Jl Pangeran Antasari Gang III, Samarinda, atau 4,5 km dari lokasi PAUD sekitar pukul 08.15 Wita, Minggu (9/11). Balita Yusuf dilaporkan hilang sekitar pukul 15.00 Wita, Jumat, 22 November.

Polisi memastikan kematian balita Yusuf Ghazali yang ditemukan tanpa kepala karena terjerembap ke parit. Polisi menyebut tidak ada tanda dugaan pembunuhan terhadap balita berumur 4 tahun itu.

"Diduga kematian anak ini tercebur di parit. Kita tidak mau berasumsi macam-macam karena sampai saat ini belum ditemukan adanya pembunuhan, mutilasi," ujar Kapolresta Kota Samarinda Kombes Arif Budiman kepada wartawan, Selasa (10/12/2019).

Dua orang pengasuh di PAUD tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dinilai lalai menjaga balita Yusuf.

Halaman 2 dari 2
(jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads