Apa yang dilakukan warga Dusun Pekulo, Desa Kepundungan, Kecamatan Srono patut diapresiasi. Mereka menyambut kepulangan seorang mahasiswa dari China dengan penuh kehangatan.
Rumah pasangan Sucipto (52) dan Endang Yuliatin (45) ramai oleh warga sejak sore tadi. Warga turut berbahagia atas pulangnya anak kedua Sucipto, Alfayed Falah Sucipto (19).
Alfayed merupakan mahasiswa Yangtze University, Jingzhou, Hubei, China. Meski baru selesai menjalani karantina di Natuna terkait Virus Corona, ia diterima dengan baik oleh segenap tetangga.
Tak ada warga yang menggunakan masker saat datang ke rumah Alfayed. "Kebahagiaan tersendiri bagi kami. Para tetangga datang menjenguk anak kami tanpa menggunakan masker," ujar Sucipto kepada wartawan," Minggu (16/2/2020).
Kebahagiaan itu menyusul rasa lega setelah melihat anaknya pulang dengan selamat, meski harus dikarantina 14 hari di Natuna. Selain itu, adanya surat keterangan negatif Virus Corona dari Kementerian Kesehatan menambah rasa syukur yang mereka haturkan.
"Alhamdulillah sehat dan tanpa ada apapun. Tadi siang aja 12.05 WIB kita jemput di Bandara Banyuwangi," imbuhnya.
Sucipto bercerita, ia hanya bisa pasrah saat ada kabar Virus Corona mewabah di Wuhan, China. Terlebih, Wuhan dan kota tempat anaknya kuliah berada dalam satu provinsi yang sama.
Tak ada yang bisa dia lakukan selain memohon keselamatan anaknya. Namun rasa khawatir selalu menghantui saat ada kabar berita tentang Virus Corona yang menelan banyak korban jiwa.
"Terakhir kontak saat ada di Wuhan akan terbang ke Indonesia. Sebetulnya sebagai orang tua khawatir. Tapi saya ingat jika yang membuat Allah, yang pasti menyelamatkan juga Allah. Hanya pasrah dan beribadah. Namun saya sangat berterima kasih kepada pemerintah yang sangat pro aktif menjemput TKI dan mahasiswa," lanjutnya.
Sementara Alfayed tak merasa khawatir kepulangannya di Banyuwangi bakal mendapatkan diskriminasi dari tetangga. Dirinya bahkan memaklumi jika banyak tetangga takut dengan kepulangannya. Kini ia lega sudah mengantongi stempel kesehatan dari WHO dan Kementerian Kesehatan.
"Wajar dari sumber Virus Corona. Kalau saya menyikapi seperti biasa saja. Silahkan cek. Saya sudah mengantongi stempel kesehatan dari WHO. Saya jaga kebersihan dan pola makan juga," ujar pria yang menempuh studi jurusan Perdagangan Internasional dan Ekonomi itu.
Pria yang meraih beasiswa Yangtze University itu mendapatkan pengalaman yang sangat berharga pascaadanya wabah Virus Corona. Apalagi saat berada di karantina di Natuna. Kebersamaan dan persaudaraan muncul dari WNI asal berbagai daerah.
"Rasanya sama kayak seperti saudara. Di sana kami merasa rumah sendiri. Terima kasih ke Pak Jokowi, Kemenkes, KBRI dan masih banyak lagi. Pak TNI yang ada di Natuna juga baik-baik. Warga di sana sering sekali menjenguk kami dan memberi semangat meski tersekat mereka melambaikan tangan," ujarnya.
Alfayed mengaku bakal kembali lagi ke Yangtze University untuk melanjutkan studinya. Apalagi saat ini dirinya terikat kontrak beasiswa hingga 2023. Sementara untuk saat ini dirinya belajar via online dengan universitas yang ada di China itu.
"Karena kondisi belum steril maka saat ini kita belajar online. Bahkan saat di karantina di Natuna, kita juga sudah mendapatkan PR. Kita kerjakan di sana," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, puluhan warga Jatim yang pulang dari Wuhan, China bertemu keluarga tercinta setelah menjalani karantina di Natuna. Sebanyak 62 warga tiba di Bandara Juanda pukul 22.16 WIB.
"Jumlah yang tiba 62, yang tiga pulang sendiri. Dua dijemput keluarganya di Jakarta, satu langsung dari Jakarta ke Banyuwangi," kata Sekda Pemprov Jawa Timur Heru Tjahyono kepada detikcom, Sabtu (15/2/2020) malam.
Jadi total warga Jatim yang pulang dari Wuhan mencapai 65 orang. Pertemuan antara rombongan yang seluruhnya berstatus mahasiswa dengan keluarganya diwarnai pelukan dan isak tangis.