Seorang perwira Angkatan Darat Amerika Serikat yang bersaksi dalam penyelidikan pemakzulan Presiden AS Donald Trump, telah diberhentikan dari pekerjaannya di Gedung Putih.
Letnan Kolonel Alexander Vindman pada Jumat (7/2) waktu setempat dikawal keluar dari Gedung Putih, di mana dia bekerja untuk Dewan Keamanan Nasional. Pengacara Vindman menyebut pemecatan kliennya itu sebagai aksi balas dendam oleh Trump.
"Vindman diminta pergi karena menyampaikan kebenaran," kata pengacaranya, David Pressman seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/2/2020).
Beberapa jam sebelumnya, Trump mengatakan bahwa dia ingin Vindman pergi.
"Saya tidak senang dengan dia," ujar Trump yang selamat dari pemakzulan usai voting Senat pada Rabu (5/2) waktu setempat.
"Kalian pikir saya seharusnya senang dengan dia?" ujar Trump. "Saya tidak," imbuhnya kepada para wartawan.
Vindman, yang menjabat sebagai direktur urusan Eropa di Dewan Keamanan Nasional, ada saat panggilan telepon 25 Juli di mana Trump meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk membuka penyelidikan terhadap saingan politiknya Joe Biden. Menurut para anggota DPR AS dari Partai Demokrat yang memakzulkan Trump atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi Kongres, panggilan telepon itu merupakan bagian dari plot untuk memaksa sekutu asing agar membantunya curang dalam pemilihan presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Video "Jelang Sidang Pemakzulan, Trump Malah Terbang ke Swiss"
Saat dipanggil oleh Kongres AS untuk bersaksi di sidang pemakzulan DPR, Vindman yang kelahiran Ukraina, mengatakan bahwa tindakan Trump "tidak pantas."
"Tidak pantas bagi presiden Amerika Serikat untuk menuntut pemerintah asing menyelidiki seorang warga negara AS dan lawan politiknya," kata Vindman.
Kesaksian itu membantu membangun kasus yang kemudian menjadikan Trump sebagai presiden ketiga yang pernah dimakzulkan oleh Kongres.
Pressman mengatakan perwira militer itu "dikawal keluar dari Gedung Putih di mana ia dengan patuh mengabdi pada negaranya dan presidennya."
Laporan media AS menyebut bahwa saudara kembar Vindman, Yevgeny, juga seorang letnan kolonel yang bekerja sebagai pengacara di Dewan Keamanan Nasional, dipecat pada saat yang sama.