Senator Utah, Mitt Romney, menjadi satu-satunya senator dari Partai Republik yang memvoting Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersalah atas dakwaan menyalahgunakan kekuasaan. Romney melawan sikap partainya sendiri dalam aksi yang disebut sebagai sikap yang paling memberontak dalam Senat AS.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (6/2/2020), langkah Romney itu menyoroti betapa langkanya bagi Republikan untuk melawan atau bertentangan dengan presiden yang didukung partainya.
Dengan memvoting Trump bersalah atas dakwaan menyalahgunakan kekuasaan, Romney menjadi satu-satunya Republikan yang melawan sikap partai dalam voting pemakzulan Trump di Senat AS. Seluruh Demokrat memvoting Trump bersalah untuk dakwaan menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi Kongres AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dakwaan penyalahgunaan kekuasaan yang didukung Romney didasarkan atas tuduhan bahwa Trump menunda penyerahan bantuan militer AS untuk Ukraina hingga Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sepakat menyelidiki Joe Biden, mantan Wakil Presiden AS yang kini menjadi rival politik Trump.
Romney bergabung bersama Senator Republikan lainnya dalam menolak dakwaan kedua, yakni menghalangi Kongres AS, yang menuduh Trump menghalangi penyelidikan Kongres AS atas tindakannya terhadap Ukraina.
![]() |
Simak Video "Batal Dimakzulkan, Trump Unggah Video 'Trump 4EVA'"
Romney yang pernah menjadi capres Republikan dalam pilpres 2012 ini mengumumkan keputusannya ini dalam pidato selama 8 menit di ruang sidang Senat AS, sekitar dua jam sebelum voting digelar pada Rabu (5/2) waktu setempat. Dia menyinggung soal pentingnya sumpah pemakzulan untuk memperjuangkan 'keadilan tanpa memihak' yang telah diucapkan dengan sumpah oleh seluruh Senator AS.
"Saya sangat religius. Keyakinan saya adalah yang menjadi saya sebenarnya," ucap Romney, yang seorang penganut Mormon ini, dalam pidatonya. Dia sempat berhenti selama 11 detik saat tampak berusaha menahan emosinya.
"Pertanyaan serius yang ditugaskan oleh Konstitusi untuk dijawab oleh para senator adalah apakah presiden melakukan tindakan ekstrem, begitu mengerikan, sehingga mengarah ke tingkat kejahatan dan pelanggaran tinggi," ujarnya.
"Iya, dia melakukannya," imbuh Romney.
Romney kemudian membahas soal tekanan yang diberikan Trump pada Ukraina yang merupakan sekutu AS. "Tujuan presiden adalah personal dan politis. Oleh karena itu, presiden bersalah karena menyalahgunakan kepercayaan publik dengan mengerikan," tegasnya.
Dia juga menyebut tindakan Trump itu sebagai 'serangan terang-terangan terhadap hak elektoral kita, keamanan nasional kita dan nilai-nilai fundamental kita'.
Disebutkan Romney bahwa dirinya menerima banyak panggilan telepon dan pesan singkat yang memintanya 'mendukung timnya'. Namun dia mengatakan jika dia memvoting melawan keyakinannya bahwa Trump bersalah, maka itu akan 'melawan hari nurani saya'.
Sikap Romney ini dipuji Partai Demokrat namun dikritik Partai Republik yang menaunginya. "Romney mengabaikan Utah," ujar salah satu politikus Partai Republik.
Dengan dukungan Romney, Trump masih lolos dari pemakzulan. Dalam voting, sebanyak 52 Senator AS menyatakan Trump tidak bersalah atas dakwaan menyalahgunakan kekuasaan dan 48 Senator lainnya menyatakan dia bersalah. Untuk dakwaan menghalangi Kongres AS, sebanyak 53 Senator AS menyatakan dia tidak bersalah dan 47 Senator lainnya menyatakan dia bersalah.
Hasil itu jauh dari ketentuan mayoritas dua pertiga suara -- sekitar 67 suara dari total 100 Senator AS -- yang dibutuhkan untuk bisa memakzulkan Trump sepenuhnya.