Usai lolos dari pemakzulan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump semakin melaju dalam pencalonan kembali untuk pemilihan presiden (pilpres) AS pada November 2020 mendatang. Dukungan solid Partai Republik terhadap dirinya dalam voting pemakzulan semakin memantapkan langkah Trump dalam pilpres.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (6/2/2020), nyaris seluruh Senator Republikan memvoting untuk membebaskan Trump dari dua dakwaan pemakzulan, yakni menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi Kongres AS. Hanya Senator Utah, Mitt Romney, yang melawan sikap Partai Republik untuk dakwaan pertama.
Dalam menyatakan Trump tak bersalah atas dua dakwaan pemakzulan itu, para Senator berpegang pada banyak alasan untuk membuat Trump tetap menjabat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan pertama, kalangan Republikan meyakini Trump bersalah, tapi menilai tindakannya tidak cukup kuat untuk dimakzulkan. Alasan kedua menyebut percakapan telepon Trump dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Juli tahun lalu sebagai 'percakapan telepon yang sempurna'. Alasan ketiga, kalangan Republikan menyadari akan ada pemilu dalam 10 bulan ke depan dan terserah pada para pemilih AS untuk menentukan nasib Trump.
Bagi Trump, ada satu pesan utama yang bisa diambil dari voting Senat AS yang meloloskannya dari pemakzulan. Pesan itu berbunyi: Bahkan pada masa-masa bahaya politik maksimum, selalu ada Partai Republik yang mendukungnya.
Penasihat politik Partai Republik, Scott Jennings, menyebut sidang pemakzulan memperkuat cengkeraman Trump atas Partai Republik, khususnya dengan basis konservatif yang loyal padanya.
"Ini benar-benar membuat dia disayangi oleh pendukungnya yang paling berkomitmen. Jika Trump adalah seorang pengganggu, maka sangat masuk akal bagi orang dalam untuk berusaha menyingkirkannya. Ini memberikan Trump pesan nyata," sebutnya.
"Saya tidak melihat kelemahan dalam diri Trump sekarang," imbuh Jennings.
Simak Video "Batal Dimakzulkan, Trump Unggah Video 'Trump 4EVA'"
Bahkan meskipun Trump masuk kategori presiden yang paling tidak populer dalam sejarah modern, dia tetap bisa mempertahankan dukungan kuat dari kalangan Republikan. Data dari polling The Associated Press-NORC Center bulan Januari lalu, menyebut 83 persen kalangan Republikan menyetujui kinerjanya.
Kini dengan sidang pemakzulan telah usai, Trump kehilangan musuh yang bisa dimanfaatkan. Namun diperkirakan Trump akan mendapatkan penggantinya saat kampanye pilpres berjalan. Saat ini ada lebih dari 10 kandidat capres Partai Demokrat, namun masih sulit menentukan siapa yang akan jadi penantang terkuat Trump.
"Donald Trump berada dalam posisi politik terbaik selama masa kepresidenannya, sebagian karena salah perhitungan yang dilakukan musuh-musuhnya. Dia dalam kondisi terbaik saat dia memiliki musuh yang jelas, karena dia buruk dalam mempertahankan diri tapi permainan serangan politiknya tidak ada duanya," sebut konsulat Partai Republik, Terry Sullivan.
"Saya memprediksi sembilan bulan ke depan hanya akan semakin bagus baginya karena itu akan menjadi pertarungan dua orang (capres-red) yang memungkinkan dia untuk mendefinisikan sebagai pilihan antara dirinya dan musuhnya," imbuh Sullivan.
Dalam pernyataan terpisah, seperti dilansir AFP, Ketua Mayoritas Senat AS, Mitch McConnell, dari Partai Republik meyakini sidang pemakzulan Trump pada akhirnya akan menguntungkan Republikan. "Mereka pikir ini ide yang bagus. Setidaknya untuk jangka pendek, ini merupakan kesalahan politik kolosal," sebutnya.