Kabar Terbaru Trinity-Alvaro, Balita Korban Bom Jaringan ISIS di Indonesia

Kabar Terbaru Trinity-Alvaro, Balita Korban Bom Jaringan ISIS di Indonesia

Yovanda - detikNews
Jumat, 07 Feb 2020 14:40 WIB
Alvaro Sinaga
Foto: Alvaro Sinaga terbaring di rumah sakit (Istimewa/Youtube)
Samarinda -

Empat balita jadi korban pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), pada November 2016 lalu. Satu dari empat korban akhirnya tewas usai dirawat di rumah sakit (RS).

Tiga balita lainnya ialah Trinity Hutahaean, Alvaro Aurelius Tristan Sinaga, dan Anita Kristobel. Ketiganya sempat mengalami luka bakar cukup parah akibat peristiwa tersebut. Bagaimana kondisi mereka sekarang?

Di media sosial, video yang memperlihatkan Trinity dan Alvaro bermain bersama kembali beredar. Video ini diunggah terkait dengan rencana pemulangan WNI eks ISIS dari Suriah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang tua Trinity dan Alvaro sama-sama menolak rencana pemulangan eks ISIS. Mereka menganggap rencana tersebut berisiko dan membutuhkan biaya besar.

Mereka kecewa karena pemerintah justru memperhatikan pihak yang telah memutuskan keluar dari Indonesia dan bergabung dengan kelompok pemberontak di Timur Tengah tersebut. Sementara korban kekejaman pelaku teror di Indonesia tidak terperhatikan.

ADVERTISEMENT

Ibu Trinity, Sarina Gultom, menjelaskan kondisi terkini putrinya. Dia mengatakan kedua tangan putrinya kaku seperti kayu bakar. Pengobatan terus dilakukan sejak Trinity terkena lemparan bom molotov.

Bahkan, mereka sempat bertahan di China selama setahun untuk fokus pada pengobatan Trinity. Dia mengatakan selain fisik, ada tekanan batin yang dialami anaknya.

"Trinity itu marah kalau dilihat orang, dia sadar dua tangannya tidak berfungsi. Kulit-kulitnya habis. Dia operasi sana-sini, dan di China ini kami sudah 1 tahun tanpa bantuan pemerintah. Beruntung ada orang baik yang menggalang dana untuk kami," kata Sarina kepada detikcom, Jumat (7/2/2020).

Sama seperti Trinity, Alvaro juga terus menjalani pengobatan atas luka yang dialami. Ibu Alvaro, Novita Sagala, mengatakan saat ini Alvaro sudah bisa sekolah. Tapi Alva masih menerima tekanan dari lingkungannya.

Simak Video "Jokowi Ogah Pulangkan Eks ISIS, Fadli Zon: Ada Juga yang Korban"

[Gambas:Video 20detik]

Kabar Terbaru Trinity-Alvaro, Balita Korban Bom Jaringan ISIS di IndonesiaFoto: Alvaro Sinaga bercita-cita menjadi polisi (Istimewa)

"Dia pernah mengeluh kenapa harus dia yang jadi korban. Suatu ketika, kakak kelasnya olok dia. Dia dibilang jelek dengan luka cacat di tubuhnya, saya yang menangis. Tapi saya besarkan hatinya, saya bilang Tuhan itu baik," jelas Novita.

Sama seperti Trinity, Alvaro juga harus berobat hingga ke luar negeri. Alvaro memilih ke Kuala Lumpur, untuk memperbaiki semua jaringan sel kulit di kepala dan jari-jarinya. Untuk pengobatan itu, orang tua Alvaro mengeluarkan uang hingga Rp 1 miliar.

"Saya berobat ke KL sampai Rp 1 miliar lebih. Saya bayar semuanya sendiri, saya utang sana-sini. Dulu Pak Jokowi pernah kasih Rp 150 juta, tapi cuma sekali. Beruntung di sana kami diberi tumpangan tempat tinggal oleh seorang pendeta," ungkap Novita.

Selain Trinity dan Alvaro, dua balita yang jadi korban bom molotov ialah Anita dan Intan Olivia Marbun. Intan tewas akibat tubuh mungilnya mengalami luka bakar sekitar 78 persen. Peristiwa itu terjadi di depan Gereja Oikumene, Jalan Dr Cipto Mangunkusumo No 32, RT 03, Kelurahan Sengkotek, Samarinda, Minggu (13/11/2016) pagi.

Setidaknya da tujuh orang yang ditangkap terkait peristiwa ini. Hasil penyelidikan polisi, para pelaku diketahui terkait jaringan Jamaah Ansharut Tauhid yang berafiliasi dengan ISIS.

Soal pemulangan 600 WNI eks ISIS, Presiden Joko Widodo sendiri menyatakan menolak. Namun dia mengatakan Pemerintah akan membahas dan membuat keputusan soal wacana itu setelah rapat resmi terlebih dahulu.

Sementara itu, anggota F-PKS DPR Mardani Ali Sera ingin pemerintah mengurus para WNI eks ISIS. Mardani merasa kasihan para WNI eks ISIS terkatung-katung tak jelas nasibnya.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut 600 orang yang mengaku WNI eks ISIS berada di tiga kamp. Ketiga kamp tersebut tersebar di tiga otoritas yang saat ini masih berkonflik dan BNPT tak dapat masuk untuk memverifikasi pengakuan tersebut.

Halaman 2 dari 2
(jbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads