Sejak pagi hingga Kamis (6/2/2020) sore, sejumlah topik pemberitaan menyita perhatian pembaca di Jawa Barat. Mulai dari harimau dekat Balai Kota Bandung 'loncat' hingga dewan kritik revitalisasi Gedung Sate-Pakuan.
Berikut rangkuman beritanya:
Dewan Kritik Revitalisasi Gedung Sate-Pakuan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Revitalisasi Gedung Sate-Pakuan dan GOR Saparua tahap dua menuai kritikan dari anggota DPRD Jabar. Gubernur Jabar Ridwan Kamil diminta mempertimbangkan kembali proyek tersebut.
Anggota Komisi IV DPRD Jabar Kasan Basari mengatakan seharusnya anggaran revitalisasi tahap dua tersebut bisa dioptimalkan untuk kepentingan lain.
"Sejak awal memang kami soroti soal itu. Karena kalau dilihat dari sisi anggaran, masih banyak yang perlu kita push sarana-prasarana dan ekonomi dibandingkan revitalisasi ini," kata Kasan saat dihubungi via telepon, Kamis (6/2/2020).
Ia mencontohkan anggaran revitalisasi dengan total anggaran Rp 36,9 miliar tahun ini bisa dialokasikan untuk pembangunan rumah tidak layak huni (rutilahu). Pasalnya, berdasarkan data, masih ada 46 ribu rutilahu di Jabar.
"Contohnya rutilahu saat ini ada 46 ribu sekian, tapi tahun lalu yang muncul 11 ribu (perbaikan rutilahu), itu juga karena ada pergeseran anggaran juga. Harusnya prioritaskan itu," tutur politikus Gerindra itu.
Menurutnya revitalisasi tahap pertama senilai Rp 25 miliar tersebut dirasa sudah cukup."Menurut saya, yang tahap pertama sudah cukup itu. Rekomendasi kami, pertimbangkan lagi kelanjutan proyeknya. Kan keputusannya di tangan Gubernur," ujar Kasan.
Pendapat berbeda disampaikan anggota Komisi IV lainnya, Hasbullah. Ia menilai proyek revitalisasi tahap kedua tersebut wajar karena perlu adanya perbaikan di gedung-gedung bersejarah tersebut.
"Gedung Sate dan Pakuan ini kan bersejarah, ikon Kota Bandung. Jadi perlu perawatan dan perbaikan. Jadi saya rasa wajar saja," kata Hasbullah via telepon.
Menurutnya, revitalisasi pada tahap pertama menghadirkan hal positif bagi masyarakat. Misalnya dengan keberadaan plaza di Gedung Sate membuat warga bisa lebih leluasa dalam mengabadikan foto.
"Kalau nggak dimundurin pagarnya, masyarakat itu kalau foto-foto di pinggir jalan. Jadi saya rasa bagus-bagus saja. Termasuk Gedung Pakuan juga kan memberikan kenyamanan Gubernur dan tamunya juga nanti," jelas politikus PAN itu.
Seperti diketahui, revitalisasi Gedung Sate, Gedung Pakuan, dan GOR Saparua terbagi dalam dua tahun anggaran: yakni 2019 dan 2020. Proyek tahap pertama yang rampung tahun lalu menelan biaya Rp 25 miliar, sementara untuk tahap kedua disiapkan total Rp 36,9 miliar. Total selama dua tahun ini anggaran yang dikeluarkan untuk mempercantik tiga lokasi tersebut mencapai Rp 61,9 miliar.
Harimau Deket Balkot Bandung 'Loncat'
Patung maung atau harimau di perempatan Braga-Wastukancana 'loncat' dari tugu yang menopangnya. Jatuhnya ornamen yang menjadi pemanis Kota Kembang itu tak jauh dari Balai Kota Bandung.
Iwan Rahmat, satpam Gereja Bethel menuturkan jatuhnya patung tersebut terjadi pada Kamis (6/2/2020) dini hari. Hal itu ia ketahui dari keterangan rekannya yang berjaga shift malam."Kata teman yang menjaga tadi malam, jatuhnya sekitar pukul 01.30 WIB," kata Iwan saat ditemui detikcom.
Pantauan detikcom sekitar pukul 09.00 WIB, patung harimau tersebut sudah dipindahkan. Namun belum diketahui ke mana patung harimau yang dibuat era Wali Kota Ridwan Kamil itu dipindahkan.
"Tadi sekitar jam 07.00 WIB ada petugas yang memindahkan, kalau itu saya melihat sendiri karena saya berjaga di pos," kata Iwan.
Anehnya, patung yang terpasang menghadap ke jalan itu, terekam oleh netizen menghadap ke arah tugu. "Kalau soal patungnya menghadap ke tugu saya kurang tahu ya kenapa, mungkin saja ada yang memindahkan," katanya.
Menurutnya di lokasi yang sama Mei 2019 lalu, pernah jatuh. Namun ketika itu jatuh karena ada yang menunggangi. "Ya memang pernah jatuh juga tahun lalu," katanya.
Kepala Seksi Estetika Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Pertanahan dan Pertamanan (DPKP3) Kota Bandung Juhatin menduga rusaknya patung tersebut akibat ulah orang gila.
"Itu kayanya orang gila soalnya ada tongkat yang biasa dibawa (pelaku) disitu. Kayanya orang gila yang di Viaduct. Itu sudah jadi langganan (merusak) itu orang gilanya," kata Juhatin saat dihubungi wartawan, Kamis (6/2/2020).
Menurut Juhatin, terduga pelaku perusakan ornamen ciri khas Kota Bandung itu, juga pernah melakukan hal yang sama di kawasan Asia Afrika. "Ada pot yang juga digulingkan sama dia sampai beberapa kali," ucap dia.
Fakta-fakta Pembunuhan Edward Silaban
Polresta Bandung berhasil mengungkap kasus pembunuhan Edward Silaban yang dilakukan oleh karyawan kedai ramen di Jalan Raya Gandasari, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung. Sejumlah fakta terungkap berdasarkan pengakuan tersangka utama LT dan RM.
Wakapolresta Bandung AKBP Antonius Agus mengungkapkan, LT yang memiliki kedudukan sebagai manajer mengajak karyawannya, RM, untuk melancarkan aksi kejamnya itu. RM diiming-imingi LT akan diberikan jabatan lebih tinggi dan satu unit sepeda motor.
"Pada hari kejadian tersangka LT menanyakan kepada RM mau enggak menghabisi korban.Dengan iming-iming satu sepeda motor dan akan diangkat jabatan nya. Kira-kira itu yang membuat RM tertarik," ungkap Agus di Mapolresta Bandung, Kamis (6/2/2020).
Setelah disetujui oleh RM, LT langsung membuat strategi dan rencana untuk membunuh korban."Oleh sebab itu, disusunlah rencana, diawali disewanya mobil rental untuk mengangkut jenazah korban. Dipancinglah korban oleh LT dan korban datang ke kedai ramen tersebut lalu diajak ngobrol," ucapnya.
Ketika korban duduk dan ngopi bersama LT, RM langsung melancarkan aksinya. Korban sempat melakukan perlawanan, meski akhirnya tak berdaya setelah sebilah pisau menancap di lehernya.
"Strategi diajak ngopi dan dari belakang lehernya dijerat pakai tali sepatu oleh RM, karena tidak meninggal dihantam oleh batu, masih berontak juga, kalau sebelumnya kita menyebut tersangka menggorok korban fakta terbarunya keterangan RM menusukan pisau ke leher korban, lalu korban tergeletak," jelas dia.
Saat ini ada tujuh orang yang ditetapkan tersangka. Di antaranya, LT dan RM pelaku utama dalam pembunuhan berencana, sementara lima tersangka lainnya berperan membantu melancarkan aksi tersebut DM, SR, DS, AM dan IN.
Dari hasil pemeriksaan terhadap pelaku utama LT dan RM, masih ada empat pelaku lainnya yang belum ditangkap."Dari pengakuan masih ada tersangka lain," kata Agus di Mapolresta Bandung, Jalan Bhayangkara Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (6/2/2020).
Kekecewaan Dewan Soal Gapura Sumedang
DPRD Sumedang ikut mengkritisi gapura ucapan 'Selamat Datang di Sumedang Kota Tahu' yang berada di Desa Ciherang. Gapura tersebut mendapat banyak kritik netizen lantaran desainnya tidak bernilai seni.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sumedang Titus Dia mengaku kecewa atas tampilan gapura tersebut. Dia menyebut gapura yang menjadi ikon representasi daerah seharusnya jauh lebih baik.
"Ya kecewa dari desainnya juga. Yang jadi pertanyaan adalah ketika perencanaan, kenapa tidak dikaji dulu konsepnya, yang seharusnya lebih bagus dan lebih baik dari semula, tetapi hari ini tidak layak dengan hilangnya jati diri yang disampaikan bahwa Sumedang kota budaya," kata Titus saat dihubungi, Kamis (6/2/2020).
Dia menyatakan akan terus mengawasi dan berkoordinasi dengan Pemkab untuk menyelesaikan masalah yang ada saat ini."Kami ikut mengkritisi sebagai yang disampaikan bahwa bagian dari fungsi pengawasan dan insyaallah akan kami sampaikan kepada pemerintah dengan kondisi gapura seperti hari ini dengan melakukan uji kelayakan dari konsep serta anggaran barangkali salah satu yang harus kita tindak lanjuti dan pertanyakan," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Sumedang Asep Kurnia meminta pihak inspektorat melakukan pemeriksaan terkait gapura bertulisan 'Selamat Datang di Sumedang Kota Tahu' yang mendadak viral di media sosial.
"Kita fungsi DPRD terutama kaitannya dengan Komisi I, yang bermitra dengan Inspektorat, telah meminta teman-teman Inspektorat berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melihat seperti apa situasi dan kondisinya, hingga kemudian bisa dijadikan bahan untuk dilakukan pemeriksaan terkait dengan tugu (gapura) yang sekarang lagi viral," kata Asep kepada detikcom, Kamis (6/2/2020).
Di sisi lain, keberadaan gapura tersebut juga memicu ide-ide kreatif warganet Sumedang. Mereka membuat gapura versi mereka sendiri diunggah di grup Facebook 'Aku Cinta Sumedang'.
Seperti diunggah oleh akun Eman Sulaeman. Ia mengunggah sebuah gapura yang mirip dengan Gerbang Titus yang terkenal di Roma atau di sejumlah titik di Eropa. Gerbang berwarna putih itu dilengkapi dengan tulisan 'Di Kota Sumedang Puseur Budaya'.