Sejarah 52 Tahun Gedung Kesenian di TIM yang Direvitalisasi di Era Anies

Sejarah 52 Tahun Gedung Kesenian di TIM yang Direvitalisasi di Era Anies

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Kamis, 06 Feb 2020 15:14 WIB
Proses revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) sudah mulai dilakukan hingga tahap II. Beberapa gedung juga sudah mulai proses pembongkaran.
Proses Revitalisasi TIM (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta -

Sejumlah gedung kesenian di Taman Ismail Marzuki (TIM) sudah mulai dibongkar sebagai bagian dari proses revitalisasi. Selama 52 tahun sejak diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, kini wajah TIM mulai berubah di era Gubernur Anies Baswedan.

Sebagaimana dikutip dari laman resminya, TIM mulanya dikenal sebagai ruang rekreasi umum Taman Raden Saleh (TRS). TRS saat itu ramai dikunjungi warga yang ingin sekadar berekreasi untuk melepas penat. Di sekitar itu, sudah ada dua gedung bioskop, yaitu Garden Hall dan Podium.


Namun, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin mempunyai inisiatif brilian untuk membuat taman yang berlokasi di Cikini Raya 73, Jakarta Pusat, itu supaya semakin semarak. Pria yang akrab Bang Ali ini kemudian menyulap taman itu menjadi Pusat Kesenian Jakarta TIM lengkap dengan gedung-gedung keseniannya pada 1968.

Membangun TIM ialah bagian dari upaya Bang Ali menyatukan para seniman Jakarta dalam satu wadah. Mengingat para seniman pada waktu itu berceceran terpecah-belah oleh kekuatan politik.


TIM sendiri diambil dari nama seorang komponis kelahiran Betawi terkenal, Ismail Marzuki. Nama Ismail Marzuki dipakai untuk TIM karena ia dianggap berjasa lantaran sudah menciptakan lagu-lagu seperti 'Halo-halo Bandung', 'Berkibarlah Benderaku', 'Nyiur Melambai', hingga 'Sepasang Mata Bola'. Pemakaian namanya merupakan bagian dari penghormatan untuk seniman.

Semenjak itu, TIM pun terus menyita minat para pengunjung. Beragam kegiatan ekspresi seni dan budaya digelar di TIM. Dari pertunjukan teater hingga pameran seni lukis. Seniman-seniman terkemuka pun pernah berkegiatan di sini, dari mulai penyair dan seniman teater WS Rendra hingga pameran lukisan Affandi.

Ada gedung-gedung kesenian yang kerap dipakai di TIM. Beberapa di antaranya Gedung Graha Bhakti Budaya, Galeri Cipta II, dan Galeri Cipta III. Gedung Graha Bhakti Budaya merupakan gedung pertunjukan besar yang memiliki kapasitas hingga 800 kursi. Sedangkan Galeri Cipta II & III ialah ruang pameran untuk seni lukis, seni patung, sampai tempat diskusi-seminar.


Namun, setelah 52 tahun berdiri, di bawah kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan, wajah TIM mulai berubah. TIM direvitalisasi oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta lewat PT Jakpro. Seperti pantauan detikcom di Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2020), tampak beberapa alat berat, seperti ekskavator, mulai dijalankan untuk proses pembongkaran.

Ada dua gedung yang sedang dalam proses pembongkaran. Dua gedung tersebut adalah Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki dan Galeri Cipta I. Proses revitalisasi ini kemudian menuai protes dari sejumlah seniman.


Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan soal maksud revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), yaitu untuk membuat tempat kebudayaan dan kesenian kelas dunia. Hanya, Anies menilai ada orang yang mengkritik tanpa paham kondisi sebenarnya.

"Kita mau menempatkan Taman Ismail Marzuki sebagai pusat kegiatan budaya dunia. Artinya apa? Yang nanti hadir di TIM itu adalah pelaku-pelaku kebudayaan dari seluruh dunia, mereka datang ke sini, sehingga pelaku-pelaku kita itu ketemu dengan counterpart yang karyanya kelas dunia," ucap Anies Baswedan saat sambutan Musyawarah Wilayah XV Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (29/11/2019).

Anies menilai ada kecenderungan budayawan Indonesia percaya diri jika bertemu dengan sesama budayawan lokal atau nasional. Namun, berubah ketika berhadapan dengan budayawan luar negeri.

"Kita ini kalau ketemu counterpart-nya kelas lokal, rasanya jago terus. Jagoan terus. Jago kandang, Bapak-Ibu. Begitu kita ketemu (dari luar negeri), berubah sekali," ucap Anies.

Dikutip dari akun Facebook PT Jakpro, revitalisasi TIM dimaksudkan untuk membuat tempat kesenian itu kian modern. Semata-mata untuk membuat kegiatan berkesenian menjadi lebih nyaman.

"TIM akan hadir dengan wajah baru, dengan fasilitas yang lebih modern. Jakpro berusaha menghidupkan kembali fasilitas-fasilitas lama TIM, seperti Amplitheater, Theater Arena, dan Wisma Seni, dengan konsep lebih modern dan berkelas. Hal ini semata-mata, untuk kegiatan berkesenian lebih nyaman dan membahagiakan," tulis PT Jakpro pada 22 Januari 2020.


Sempat pula beredar kabar bahwa Gedung Graha Bhakti Budaya (GBB) dibongkar untuk diganti dengan hotel bintang lima. Pemprov DKI menegaskan GBB dibongkar untuk renovasi, bukan untuk dibangun hotel bintang lima.

"GBB kembali jadi GBB kok, nggak jadi hotel, GBB tetap dibangun sebagai teater, nggak dibangun jadi hotel. Jadi jangan dibelok-belokkan. GBB cuma diperbaiki gedungnya, jadi nggak ada GBB berubah jadi hotel, nggak," tegas Sekretaris Dinas Kebudayaan Pemprov DKI, Imam Hadi Purnomo, Kamis (6/2/2020).

Kendati demikian, seniman di Taman Ismail Marzuki pun konsisten menolak keputusan sepihak membongkar gedung-gedung kesenian tersebut. "Tanggapannya sama aja, intinya kita menolak," kata seniman Taman Ismail Marzuki, Budi, saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (6/2).

Halaman 2 dari 3
(knv/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads